WahanaNews.co, Jakarta – Usai diperiksa Polisi Fatra Ardianata, salah satu pemeran laki-laki film dewasa lokal buatan sutradara Irwansyah, meminta maaf kepada masyarakat Tanah Air karena sudah buat heboh..
Dia mengaku dicecar 40 pertanyaan oleh penyidik dalam pemeriksaan hari ini sebagai saksi dan mengatakan tidak tahu kalau yang dimainkan akhirnya film dewasa. Fatra mengklaim awalnya ditawari main film web series.
Baca Juga:
Gaya Siskaeee Nyentrik Penuhi Panggilan Polisi Kasus Film Dewasa Lokal
"Adegan syurnya sih sebenernya gimana saya bilangnya. Tidak sevulgar mungkin, cuma daerah-daerah sensitif itu memang tidak ada, itu semua hanya trik-trikan saja," ujar Fatar kepada wartawan, Rabu, (20/9/2023) melansir VIVA.
Sementara itu, pemeran laki-laki lainnya yakni Bima Prawira merasa jadi korban dalam kasus ini. Dia tidak menyangka buntut film yang diperankan bisa berujung ke kantor polisi. Sebab, dia dijanjikan film legal.
"Saya menegaskan di sini saya merasa jadi korban atas penipuan dari produser itu yang menjadikan legal ternyata ilegal. Justru saya sebagai pemain di sini shock, kaget ini bisa jadi perkara," ucap Bima.
Baca Juga:
Diperiksa Soal Kasus Film Dewasa Lokal, Siskaeee: Deg-degan Sedikit
Di sisi lain, Ujang Ronda yang juga jadi pemeran laki-laki dalam film ini mengatakan dia menerima tawaran main film itu karena terdampak COVID-19. Karena perannya tidak terlalu vital, Ujang lantas tidak diberi skenario. Namun, dia tahunya yang ditawarkan awalnya bukan main film porno.
"(Ditawarin) 'bang ada film mau maen ga?' 'mau' gue bilang, 'skenarionya mana?', 'lu maen bagian religi sama lucu-lucunya aja'. Nah maen itu 2022 dan enggak tahu kalau itu film gituan, nah udah waktu itu ada berita, ada nama gue disitu, kacau gue bilang," kata Ujang.
Untuk diketahui, polisi menggerebek rumah produksi film dewasa di wilayah Jakarta Selatan (Jaksel) digerebek polisi. Lima orang pelaku dari pemeran sampai produsernya pun dicokok.
"Kemudian dilakukan upaya paksa penangkapan terhadap 5 orang tersangka. Kelima tersangka ini dalam satu rumah produksi. Jadi satu rumah produksi yang kemudian hasil film itu ditransmisikan ke tiga website. TKP (Tempat Kejadian Perkara)-nya ada di tiga wilayah di Jakarta Selatan," tutur Ade.
Dari lima tersangka itu diketahui punya peran berbeda. Laki-laki berinisial I sebagai sutradara, admin website, pemilik hingga produser. Lalu, laki-laki berinisial JAAS berperan sebagai kameramen. Laki-laki berinisial AIS sebagai editor sedangkan laki-laki berinisial AT sebagai sound enginering.
Sementara itu, untuk wanita berinisial SE sebagai sekretaris sekaligus pemeran film dewasa. Menurut dia, sedikititnya masih ada 11 pemeran wanita dan 5 orang pemeran pria yang masih dalam pengejaran. Ada sebanyak 120 judul film dalam website yang dikelola pelaku. Total ada 10 ribu pengguna telah bergabung dan berlangganan dalam website itu dengan tarif paket yang berbeda.
[Redaktur: Alpredo Gultom]