WahanaNews.co, Banda Aceh - Di tengah keadaan kacau Aceh saat bencana tsunami tahun 2004, seorang wanita bernama Cut Putri berjuang untuk menyelamatkan dirinya sambil merekam peristiwa tersebut.
Dengan kamera handycam yang dimilikinya, Cut Putri merekam keganasan gelombang tsunami dari lantai dua rumahnya. Video ini menjadi viral pada zamannya dan menyebar ke seluruh dunia.
Baca Juga:
Peredaran Ganja Asal Aceh Tujuan Sumbar 624 Kg Diungkap BNN
Gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 meninggalkan luka mendalam pada penduduk Aceh.
Melansir Serambi News, Peristiwa di pagi hari Minggu itu masih membekas dalam ingatan para korban, yang mengingat bagaimana gelombang tsunami menghancurkan rumah dan merenggut ratusan ribu nyawa.
Salah satu yang selamat dari bencana tsunami Aceh adalah Cut Putri. Ia menyaksikan dan merekam momen-momen mengerikan saat air tsunami melanda rumahnya di Gampong Lamjamee, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.
Baca Juga:
Dari Aceh, Presiden Jokowi Lanjutkan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sumatra Utara
Cut Putri, seorang wanita Aceh yang pada saat itu tinggal di Jakarta, datang kembali ke Aceh bersama keluarganya untuk menghadiri pernikahan sepupunya.
Satu hari sebelum bencana besar itu tiba, Cut Putri bersama keluarga besarnya sempat mengunjungi beberapa lokasi wisata di Aceh.
Dia pun mengabadikan momen liburannya itu dalam kamera handycam,seperti potret PLTD Apung yang masih berada di laut, pantai Lhoknga dan sebagainya.
Lalu keesokan harinya, 26 Desember 2004, pukul delapan pagi, tepat pada saat bencana Tsunami Aceh 2004 silam, gelombang air hitam pekat melewati kediamannya.
Cut Putri turut menyaksikan dan merekam betapa dahsyatnya gelombang air hitam tersebut.
Cut Putri menceritakan kisahnya itu yang kemudian diunggah melalui kanal YouTube Serambinews berjudul "Cut Putri Sosok Perekam Tsunami Aceh 2004" pada Senin (26/12/2022) lalu.
Rumah tingkat dua yang ditempatinya kini, menjadi saksi dahsyatnya tsunami Aceh.
Sebelum tsunami terjadi, Cut Putri menceritakan dirinya sempat jalan-jalan ke seputaran Kota Banda Aceh, pantai Lampuuk hingga Sabang.
"Selama berada di Aceh, saya selalu merekam segala kejadian," kata Cut Putri.
Meski 19 tahun sudah berlalu, Cut Putri masih menyimpan hasil rekaman miliknya yang memperlihatkan potret Banda Aceh sebelum tsunami.
Semua ini direkam Cut Putri sehari sebelum terjadinya tsunami Aceh.
"Sampai hari ini saya masih menyimpan dan melihat kembali bagaimana tampakan Banda Aceh sebelum tsunami, demikian juga tampaknya kota Sabang waktu itu karena sempat juga ke Sabang, bahkan saya juga sempat merekam PLTD Apung.
Jadi masih ada di laut waktu itu, lengkap dengan pemandangan laut, dengan orang-orang di sekitarnya di Ulhe Lhue saat itu," sambungnya.
Merekam Video Tsunami Aceh
Pada tanggal 26 Desember 2004, Cut Putri menggambarkan momen di mana ia bersama keluarganya tengah bersiap untuk menghadiri acara Tueng Dara Baro, yang merupakan tradisi mengantar pengantin wanita ke daerah Lampulo.
Namun, takdir menentukan nasib yang berbeda.
Pukul 07.59 WIB, Aceh dilanda gempa bumi dengan skala 9,3 richter, diikuti oleh gelombang tsunami yang dahsyat.
Cut Putri menceritakan bahwa pada pagi itu, ia melihat kepanikan di antara orang-orang ketika gempa terjadi.
Dengan pengetahuan kesiapsiagaan bencana yang dimilikinya, Cut Putri segera mengajak orang-orang di sekitarnya untuk naik ke lantai dua rumahnya.
Dari balkon lantai dua rumahnya, Cut Putri menyaksikan keganasan gelombang tsunami yang melanda daerah tersebut.
Meskipun beberapa kali terpleset saat menaiki tangga, Cut Putri tetap merekam kejadian tersebut.
Dalam rekaman itu, terlihat puing bangunan dan air hitam yang mengalir deras di depan rumahnya.
Berkat inisiatifnya, rekaman video Cut Putri berhasil merekam detik-detik mengerikan tsunami di Aceh.
Video ini kemudian membuka mata dunia akan keganasan gelombang tsunami.
Cut Putri juga menceritakan bahwa banyak orang asing dan media internasional yang meminta hasil rekaman tersebut untuk memberitahu seluruh dunia tentang kejadian tragis tersebut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]