WahanaNews.co | Pada tahap pilot project penerapan Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS), PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya dapat mereduksi 2,1 ton sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang dalam kurun waktu 2 minggu.
Sampah organik 2,1 ton dapat diolah menjadi 461 kg bahan bakar jumputan padat sebagai co-firing biomassa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Jumlah tersebut merupakan gabungan dari 3 lokasi percontohan yaitu di PLN Kantor Induk, PLN UP3 Marunda, dan PLN UP3 Bulungan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Bekerjasama dengan Gerakan Ciliwung Bersi (GCB) dan Comestoarra, PLN melakukan peresmian implementasi TOSS yang diselenggarakan di Pusat Gerakan Ciliwung Bersih, Penjernihan, Jakarta Pusat.
Kerjasama ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PLN UID Jakarta Raya dengan PT Comestoarra sebagai inisiator sekaligus pendamping kegiatan TOSS dan Gerakan Ciliwung Bersih sebagai kelompok yang mengolah sampah menjadi energi baru terbarukan (EBT) untuk PLTU.
Peni Susanti, Ketua Umum Gerakan Ciliwung Bersih mengatakan bahwa teknologi pengolahan sampah ini sangat cocok untuk mengurangi sampah, terutama di sekitaran Sungai Ciliwung yang airnya dijadikan sumber bahan baku air minum.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Ke depannya, pengolahan sampah menjadi EBT akan lebih besar lagi karena sebanyak 17 Unit Pelaksana di lingkungan PLN UID Jakarta Raya melalui program TOSS ini berpotensi mereduksi sampah organik dan residu biomassa sebesar 150 ton per tahun. Kami berharap, langkah kecil ini dapat menginspirasi kita semua dalam mensukseskan program Net Zero Emission di Tahun 2060.” ungkap Doddy B. Pangaribuan, General Manager PLN UID Jakarta Raya dalam keterangan rilis yang diterima WahanaNews.co.
PLN juga memanfaatkan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional yang ramah lingkungan dalam pengangkutan sampah dari Unit Pelaksana menuju sentra TOSS yang berada di Gerakan Ciliwung Bersih.
Metoda TOSS ini merupakan metode alternatif dalam pengelolaan sampah yaitu mengubah sampah organik dan residu biomassa menjadi energi dengan 3 tahapan proses.
Proses pertama yaitu pengeringan sampah organik dan biomassa dengan memanfaatkan boks bambu dan cairan bioaktivator. Dalam waktu 3 sampai 5 hari, sampah akan menyusut hingga 50%. Kemudian siap untuk menjadi material energi.
Tahap kedua yaitu pencacahan yang bertujuan untuk menghaluskan material dengan menggunakan mesin pencacah hingga mencapai ukuran 10 mm.
Terakhir, tahap peletisasi yaitu proses memadatkan material menjadi pellet biomassa untuk memudahkan transportasi.
Hasil dari 3 tahapan proses tersebut mampu menghasilkan kalori kurang lebih sebesar 3.300 kilo kalori per kg atau setara dengan batu bara muda dan Pelet tersebut sudah siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif (co-firing) di PLTU milik PLN.[zbr]