WahanaNews.co | Legislator Mulan Jameela berbicara tentang energi terbarukan.
Saat diwawancarai sebuah media, suami Ahmad Dhani ini mengatakan bahwa Indonesia dengan jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia (sekitar 273 juta jiwa) menjadi potensi pasar yang luar biasa bagi produsen otomotif.
Baca Juga:
Begini Tanggapan Mulan Jameela Soal Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik
Jangan berharap Indonesia dapat mewujudkan net zero emission di tahun 2060, jika kendaraan berbahan bakar fosil masih mendominasi di jalan-jalan negeri ini.
Seperti diketahui bahwa 27%-30% emisi karbon dihasilkan oleh sektor transportasi (kendaraan konvensional).
Dalam kaitannnya dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon hingga 29%, sesuai dengan kesepakatan Paris Agreement 2016, Anggota DPR-RI Mulan Jameela mengatakan bahwa “perang” antara kepentingan energi fosil dan energi baru terbarukan sudah berlangsung.
Baca Juga:
Mulan Jameela Bicara Tentang Kemudahan Layanan Listrik Lewat PLN Mobile
“Tak mudah bagi Indonesia untuk cepat melakukan transisi energi, meski Indonesia memiliki sumber energi baru dan energi terbarukan yang melimpah,” kata Mulan, dikutip listrikindonesia.com.
Meski demikian, sebagai legislator, ia akan mendukung pemerintah dalam upayanya melakukan transisi energi.
“Salah satu upaya pemerintah adalah bagaimana tujuan dan keinginan dari Paris Agreement itu (mengurangi emisi karbon—red), bisa berjalan sesuai harapan,” kata Anggota Dewan DPR-RI Komisi VII dari Fraksi Gerindra ini.
Menurut Mulan, terkait pengurangan emisi karbon, penting untuk menunjukan keberpihakan pada perwujudan green energy.
“Tapi upaya Pemerintah ini harus benar-benar dilakukan dalam banyak hal dan secara matang. Baik itu regulasi, infrastruktur yang dipersiapkan, hingga dasar hukumnya juga dipersiapkan seperti yang saat ini kami di Komisi VII sedang menggodok RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET),” jelasnya.
Terkait dengan upaya Pemerintah dalam mendorong percepatan program kendaraan listrik, menurut Mulan, sosialisasi masyarakat tentang manfaat menggunakan energi baru dan energi terbarukan jadi poin penting. Hal itu katanya perlu dilakukan juga secara masif.
Oleh karena itu Mulan berharap bahwa Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan bisa secepatnya dilahirkan.
“Karena itu poin penting untuk kita bisa merealisasikan bahwa energi yang disebutkan tadi. Lagi-lagi ini kerja semua elemen, dan lagi untuk melakukan transisi itu butuh biaya yang tak sedikit. Kita punya banyak potensi untuk mewujudkan energi hijau, baik energi baru maupun energi terbarukan. Makanya sekali lagi saya katakan bahwa sosialisasi itu sangat penting. Image energi EBET mahal harus bisa dipangkas agar masyarakat tidak alergi,” tutupnya. [Tio]