WahanaNews.co | Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi angin kencang yang akan melanda wilayah Indonesia dua hari ke depan. Hal itu
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini Deputi Bidang Meteorologi, BMKG Guswanto mengimbau jika potensi angin kencang yang akan melanda wilayah Indonesia dua hari ke depan.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Guswanto menyebutkan, fenomena angin kencang hingga lebih dari 30 km/jam masih dapat berpotensi terjadi untuk dua hari ini khususnya di wilayah Banten, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
“Kondisi tersebut dipicu oleh adanya pola sirkulasi siklonik di wilayah perairan Laut Timor yang membentuk pola pertemuan angin di wilayah Lampung, Banten, Jabodetabek, hingga ke wilayah Kalimantan bagian selatan, Sulawesi dan Nusa Tenggara, sehingga memicu terjadi potensi angin kencang di wilayah tersebut,” ungkap Guswanto dalam keterangan yang diterima, Senin (7/3/2022).
Pada periode Maret-April ini, Guswanto juga mengatakan sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki periode peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau atau yang dikenal dengan periode Pancaroba.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
“Selama periode tersebut masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai angin kencang dan petir/kilat, puting beliung, waterspout, hujan, dan lainnya,” paparnya.
Sementara itu, beberapa hari lalu fenomena angin kencang juga terjadi di sekitar wilayah Banten dan Jabodetabek. Guswanto mengatakan kondisi tersebut disertai juga dengan hujan intensitas yang beragam mulai dari ringan hingga lebat dalam durasi singkat, serta menimbulkan kerusakan pada beberapa fasilitas masyarakat.
Guswanto menjelaskan berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek tersebut dipicu oleh adanya sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang cukup memanjang dari utara ke selatan sehingga menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang di wilayah Banten dan Jabodetabek.