Kegiatan baris-berbaris pada retreat, kata Budiman, cuma dimaksudkan untuk lebih mendisiplinkan semata dan bukan untuk militerisasi pemerintahan.
"Saya pikir tidak benar (retreat) ini militeristik, saya kita di banyak tempat juga di tim sepakbola juga biasa, kegiatan baris-berbaris, kita enggak ada latihan menembak, baris berbaris biasa yang ada di sekolah kan bukan militeristik," ujarnya.
Baca Juga:
Retreat Kabinet di Magelang Lancar, PLN Sukses Amankan Listrik Secara Berlapis
Budiman bukan satu-satunya aktivis '98 di pemerintahan Prabowo yang ikut retreat 'the military way' di Akmil ini. Ada Nezar Patria yang sekarang menjabat sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Digital.
Kata Budiman, dia dan Nezar tak mengobrol kondisi masing-masing semasa jadi aktivis dulu dan sekarang gabung ke pemerintahan.
"Ya canda-canda saja, canda-candanya ya dunia berubah, sejarah berubah dan kalau kita tidak berubah, kalau kita tidak melihat tantangan-tantangan baru ya kita hanya ikut agenda orang lain yang meminta kita untuk berpikir masa lalu," katanya.
Baca Juga:
Panglima TNI Ikuti Kegiatan Retreat Hari ke-2 Kabinet Merah Putih
"Setiap 25 tahun, setiap bangsa harus mengubah prioritas agendanya, dulu agenda kita kebebasan, sekarang persatuan dan kedaulatan, dan melawan kemiskinan," ungkapnya," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkap alasannya menerapkan "the military way" kepada para menteri Kabinet Merah Putih lewat pelatihan di Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Prabowo ingin menyelaraskan kedisiplinan dan kesetiaan para menteri terhadap bangsa dan negara. Dia membantah ingin membuat kabinet militeristik.