WahanaNews.co | Mantan juru bicara (jubir) Presiden Joko Widodo (Jokowi), Johan Budi, mengungkapkan tanggapannya terkait lingkar Istana yang sering mewakili Jokowi di depan publik.
Jika Presiden Jokowi masih membutuhkan jubir, Johan Budi menilai sosok jubir itulah yang hanya dapat mewakili Jokowi di depan publik.
Baca Juga:
Masih Terseok, Arteria Dahlan dan Johan Budi Terancam Gagal Raih Kursi Legislatif
"Selama ini lingkaran di Istana itu banyak yang ngomong, lingkaran Istana itu ya dari Sekneg, dari Seskab, dari KSP gitu. Itu semua ngomong, gitu. Kalau ngomong selalu mewakili Pak Jokowi gitu," kata Johan Budi kepada wartawan, Selasa (26/10/2021).
Johan Budi menyoroti lingkar Istana karena selama ini dia menilai banyak pihak di Istana kerap mewakili Jokowi. Jika Jokowi masih membutuhkan jubir, Johan Budi berharap tak ada pihak lagi yang mewakili.
"Kalau memang khusus untuk Pak Jokowi, ya harus ada jubir. Tapi, ketika ada jubir, itu harus semua dia yang ngomong, nggak boleh orang lain mewakili," ujarnya.
Baca Juga:
Minta Penegak Hukum Nakal Dipidanakan, Komisi III DPR: Tak Cukup Dimutasi dan Disanksi Etik!
Politikus PDIP ini tak menyebut siapa sosok yang cocok menjadi jubir Presiden Jokowi. Menurut Johan Budi, sosok yang tepat untuk menjadi jubir Presiden kembali pada kebutuhan Jokowi.
"Aduh, saya nggak bisa, saya nggak tahu. Gini loh, nggak bisa orang luar ini cocok sama Pak Jokowi, nggak bisa. Yang tahu itu Pak Jokowi. Pertanyaan ini harus ke Pak Jokowi, jubir Pak Jokowi itu kan harus tahu Pak Jokowi, gitu maksud saya," ucapnya.
"Jadi tidak boleh ada interest sendiri, nggak boleh, jubir itu harus bener-bener apa yang dimauin Pak Jokowi itu seperti apa," tambahnya.
Belakangan, muncul sejumlah nama yang disebut cocok menjadi jubir Presiden Jokowi. Johan Budi juga enggan memberikan komentar, namun dia menyebut jubir Presiden Jokowi harus sosok yang tanpa sekat dengan Jokowi.
"Saya kalau nama nggak komenlah. Karena yang tahu apa kebutuhan Pak Jokowi itu ya Pak Jokowi. Poinnya itu jubir harus mewakili kemauan Pak Jokowi. Kedua, jubir Pak Jokowi itu harus berinteraksi dengan Pak Jokowi, jangan ada barier, jangan ada filter lagi. Yang ketiga, tidak boleh punya interest pribadi," imbuhnya.
Pengangkatan Fadjroel Rachman menjadi Dubes Kazakhstan sebelumnya meninggalkan kekosongan posisi jubir Presiden Jokowi. Fadjroel resmi dilantik Jokowi menjadi Dubes Dubes Kazakhstan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (25/10). Fadjroel digeser ke Kazakhstan setelah 2 tahun menjabat sebagai jubir Jokowi.
Hingga saat ini, Jokowi juga belum memberikan arahan apa pun tentang jubir presiden pengganti Fadjroel. Di samping itu, Istana sudah mempunyai tiga pejabat penting yang kerap menyampaikan pernyataan kepada publik.
"Sampai saat ini belum ada arahan Presiden. Selain itu, di Istana sudah ada Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, dan KSP," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Bey Machmudin kepada wartawan, Senin (25/10).
Pernyataan Bey tersebut senada dengan apa yang disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko beberapa waktu lalu. Moeldoko mengatakan ada tiga pejabat yang bisa mengatasnamakan Istana, antara lain dirinya sendiri, Mensesneg Pratikno, dan Seskab Pramono Anung. Ketiganya memang merupakan pejabat tinggi yang langsung dilantik oleh Jokowi.
"Kita sepakati dulu bahwa kalau mengatasnamakan Istana itu representasinya kalau di staf presiden, satu Mensesneg, kedua Menseskab, lalu KSP. Jadi kalau tenaga ahli KSP berbicara atas nama Kantor KSP, bukan atas nama Istana," ujar Moeldoko di gedung Bina Graha, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (12/11). [rin]