WahanaNews.co | PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tampak serius untuk menjalankan bisnis di sektor energi
baru terbarukan (EBT) sebagai upaya diversifikasi usaha di masa mendatang.
Sebelumnya,
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya sedang berencana
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah bekas tambang
perusahaan di Ombilin dan Tanjung Enim. PTBA juga hendak menggandeng PT Jasa
Marga (Persero) Tbk untuk penyediaan PLTS di area jalan tol.
Baca Juga:
PLN Pasok Listrik Hingga 2 x 27,7 MWA ke Pabrik Baterai EV di Karawang Jabar
Sekretaris
Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C mengonfirmasi, PTBA sudah mulai mencoba
merealisasikan pengembangan PLTS di wilayah bekas tambangnya. Emiten pelat
merah ini telah mengalokasikan lahan untuk pembangunan PLTS di Ombilin dan
Tanjung Enim dengan potensi kapasitas masing-masing sebesar 200 megawatt (MW).
Inisiasi
pengembangan PLTS di lahan pascatambang ini pun telah menjadi salah satu fokus
bisnis PTBA. Secara prinsip, perusahaan ini siap untuk dapat membangun PLTS di
kawasan tersebut secara bertahap.
"Saat
ini kami secara intensif berdiskusi dengan stakeholder terkait seperti Ditjen
EBTKE dan Ditjen Minerba Kementerian ESDM," ujar sosok yang akrab disapa Pollo
tersebut, Senin
(26/10/2020).
Baca Juga:
PLN Pasok Listrik Hingga 2 x 27,7 MWA ke Pabrik Baterai EV di Karawang Jabar
PTBA
juga terus berdiskusi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) selaku
pihak off taker agar rencana pembangunan PLTS di wilayah bekas tambang tersebut
dapat masuk ke dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021,
sehingga proses konstruksi bisa segera dilaksanakan.
Untuk
PLTS di jalan tol, Pollo bilang, saat ini pihaknya berada dalam proses
penyiapan kerangka studi kelayakan bersama Jasa Marga. Namun, dia belum bisa
mengungkapkan di ruas tol mana saja PLTS itu akan dibangun. "Jika hasilnya
feasible, pembangunan akan dapat dilaksanakan pada akhir tahun 2021," ujar dia.
Sebenarnya,
ini bukan kali pertama PTBA terjun di bidang EBT. Awal Oktober lalu, PTBA telah
meresmikan PLTS Atap di Gedung Airport Operation Control (AOCC) Bandara
Soekarno Hatta dengan kapasitas 241 kilo watt peak (KWp).
Dikabarkan, PTBA juga memiliki sejumlah proyek PLTS lain di
berbagai wilayah. Misalnya, proyek PLTS Irigasi Talawi di Sawahlunto yang
beroperasi sejak 2019. PLTS ini memiliki kapasitas sebesar 16,5 kW sedangkan
kapasitas listrik untuk pompa irigasinya sebesar 11 kW.
Kemudian,
terdapat proyek PLTS Irigasi Pesawaran di Lampung yang mana PTBA berkontribusi
memberikan bantuan pompa Irigasi di kawasan tersebut. PTBA juga memberikan
bantuan pompa irigasi yang didukung oleh PLTS Irigasi Tanjung Raja di Tanjung
Enim. PLTS tersebut ditargetkan beroperasi pada tahun ini.
Pollo
enggan menyebut secara gamblang kebutuhan belanja modal atau capital
expenditure (capex) PTBA untuk pengembangan EBT di tahun ini maupun perencanaan
di tahun depan. Kendati begitu, ia memproyeksikan bahwa di tahun-tahun
mendatang kebutuhan capex untuk bisnis EBT PTAB akan terus meningkat. Hal ini
tak lepas dari urgensi transisi energi fosil menuju EBT yang turut menjadi
target pemerintah.
Lebih
lanjut, Pollo mengaku bahwa lebih dari 90% pendapatan PTBA saat ini masih berasal
dari bisnis penjualan batubara. Harapannya, dengan terealisasinya inisiatif
strategis di bidang EBT, tidak menutup kemungkinan porsi pendapatan PTBA dari
segmen EBT akan bertambah di masa depan.
"Dengan
gencarnya pemerintah melakukan transisi energi dan dikeluarkannya kebijakan
untuk percepatan implementasi EBT, maka prospek EBT di masa mendatang akan
sangat besar," pungkas dia. [qnt]