WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto meminta maaf buntut ucapannya yang menyebut bencana banjir dan longsor hanya mencekam di media sosial.
Permintaan maaf itu disampaikan Suharyanto setelah meninjau lokasi bencana di Tapanuli Selatan dan melihat langsung pantauan dari atas udara menggunakan helikopter.
Baca Juga:
Polda Jambi Silaturahmi Bersama Pemuka Agama Gereja GKPS Jambi
"Saya surprise (terkejut), saya tidak mengira sebesar ini. Saya tidak mengira sebesar ini. Saya mohon maaf Pak Bupati. Bukan berarti kami tak peduli," kata Suharyanto dalam konferensi pers, Senin (1/12/2025).
Ia memastikan seluruh upaya penanganan pasca bencana banjir bandang terus dilakukan pemerintah termasuk pemenuhan logistik.
Sebelumnya BNPB menjelaskan alasan bencana banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat belum ditetapkan sebagai bencana nasional.
Baca Juga:
Pulihkan Wilayah Terdampak, Pemerintah Fokus Perbaikan Infrastruktur dan Fasilitas Dasar
Suharyanto mengatakan kondisi mencekam memang terlihat di media sosial, tapi tidak demikian dengan kondisi terkini di lapangan.
Suharyanto menjelaskan sejauh ini bencana di Indonesia yang pernah ditetapkan sebagai bencana nasional adalah pandemi Covid-19 dan Tsunami Aceh 2004.
Ia meminta agar dilakukan perbandingan antara dua bencana nasional itu dengan beberapa bencana lain yang pernah terjadi.