WahanaNews.co | Seorang penyandang disabilitas netra asal Musi Rawas Utara bernama Busro (55), mendapat bantuan berupa tongkat penuntun adaptif (TPA) dengan teknologi mutakhir serta bantuan penambahan modal usaha dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra Budi Perkasa di Palembang.
Atas saran seorang rekannya di Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Riau, Busro menghubungi command center milik Kementerian Sosial di nomor 171.
Baca Juga:
Mensos Minta Pelaku Kekerasan Seksual di Sekolah Harus Dihukum Berat
Busro mengalami kebutaan akibat kegagalan operasi katarak yang harus bergantung kepada orang lain saat bekerja.
Sehari-hari, Busro bekerja serabutan seperti tukang pijat, menjual pulsa dan menjual tabung gas.
Pendapatannya dari pijat tidak menentu karena lokasi tempat tinggal agak jauh dari jalan raya, sedangkan penjualan tabung gas sudah terhenti karena kehabisan modal.
Baca Juga:
Kemensos Bangun Posko Khusus Bagi Kelompok Rentan Penyintas Lewotobi
Kepala Sentra Budi Perkasa Gini Toponindro mengatakan pihaknya merespon aduan Busro dengan melakukan asesmen dan intervensi sesuai kebutuhannya.
“Dari hasil asesmen diketahui Pak Busro ini bekerja sebagai tukang pijat, tapi ke mana-mana membutuhkan bantuan istrinya. Makanya kami berikan tongkat penuntun adaptif atau TPA yang canggih,” kata Gini Toponindro, Rabu (7/2/2024).
Tongkat ini selain gampang dilipat oleh penggunanya, juga sangat canggih karena dilengkapi alarm bahaya yang bisa mendeteksi adanya genangan air, kobaran api serta kebocoran gas.
Dikatakan Gini, Kemensos juga menyalurkan bantuan Assistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa penambahan dan pengembangan modal usaha kios pulsa dan tabung gas elpiji.
Selain ATENSI, Busro juga terdata sebagai penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan juga Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) atau sembako.
Sebelumnya, pada 2010, Busro mengalami kecelakaan yang menyebabkan penglihatannya terganggu.
Ia sempat berobat dan mengikuti operasi katarak pada 2016, namun operasinya gagal dan menyebabkan kebutaan total.
Sejak saat itu, ia berhenti menjadi petani dan lebih banyak di rumah. Untuk itu, bantuan tongkat canggih dan modal usaha dari Kemensos sangat membantu Busro untuk meningkatkan kesejahteraannya, terutama saat ini Busro masih memiliki anak usia sekolah yang harus dibiayai.
“Saya keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Sosial yang telah memberikan tongkat sensor dan bantuan usaha untuk kami sekeluarga. Mudah-mudahan bantuan ini bisa bermanfaat dan saya bisa mandiri seperti teman-teman penyandang disabilitas lainnya,” tutup Busro saat menerima bantuan dari Kemensos.
[Redaktur: Zahara Sitio]