WahanaNews.co | Setelah angka Covid-19 diprediksi akan melandai dalam beberapa bukan ke depan, pengelola wisata mulai membuka tempatnya dan menerapkan syarat kartu vaksin. Meskipun begitu, banyak pengelola yang mengeluh soal sulitnya penerapan aplikasi Peduli Lindungi di lokasi wisata.
"Pada intinya, semua peluang yang ada harus kita maksimalkan dan apapun tantangannya harus kita lewati dan diantisipasi dampak negatifnya," ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.
Baca Juga:
5 Tips Ini Cocok untuk Traveling yang Minim Budget
Terkait aplikasi PeduliLindungi, platform ini juga akan menjadi basis untuk memindai pengunjung hingga pekerja di destinasi pariwisata. Kemenparekraf berharap aplikasi ini dapat dipakai secara masif, sehingga di tiap kegiatan, aplikasi ini menjadi standar.
"Kami juga berencana memaksimalkan peran dan fungsi dari aplikasi PeduliLindungi yang nantinya akan dapat mengasistensi dan juga memfasilitasi berbagai kebutuhan masyarakat tentang protokol kesehatan, informasi vaksin, hingga crowd control di destinasi," urai Sandiaga dalam jumpa pers mingguan secara online, Senin (30/8/2021).
"Supaya industri pariwisata dapat kembali bangkit, kepercayaan masyarakat untuk dapat berwisata dengan aman menjadi keharusan. Kebijakan penggunaan kartu vaksin untuk memasuki tempat wisata pun terus digodok," terang Menparekraf Sandiaga Uno dalam temu wartawan mingguan secara online, Senin (30/8/2021).
Baca Juga:
4 Tips Bagi Traveling yang Minim Budget
Sandiaga lalu mencontohkan Kebun Raya Cibodas yang sudah beroperasi sejak Rabu (25/8/2021) lalu. Pengelola sudah mewajibkan wisatawan yang datang untuk menunjukkan surat bukti telah memperoleh vaksin minimal dosis pertama, sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19.
Untuk itu Kemenparekraf terus menggenjot sentra vaksinasi di berbagai daerah. Dengan target dapat melakukan vaksinasi hingga 95 persen, sampai dengan Minggu (29/8/2021) lalu, sekitar 281.269 masyarakat telah tervaksinasi di 37 sentra vaksinasi kolaborasi Kemenparekraf dengan berbagai pihak. Pemerintah berharap dapat mengejar target 450.000 masyarakat pada September 2021, khususnya pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif divaksinasi
"Terkait persiapan dalam menerima kunjungan wisatawan jika tempat-tempat wisata mulai banyak dibuka, di samping berkoordinasi dengan pemda, pemkab, pemprov, kami juga berkoordinasi dengan PHRI," terang Sandiaga.
"CHSE sendiri akan terus kami genjot, laporan per Senin (23/8/2021) lalu sudah ada 1.154 usaha pariwisata yang telah teraudit, dengan harapan di akhir pelaksanaan target 6200 usaha dapat tersertifikasi," imbuh dia.
Sandiaga menyebut bahwa sertifikasi CHSE memang belum dilihat sebagai salah satu faktor penentu terkait pembukaan kembali usaha pariwisata. Meski demikian, sertifikasi CHSE ini dapat meningkatkan daya saing objek wisata dan juga akan menggambarkan kesiapan tuan rumah dalam menyambut wisatawan.
"Berdasarkan data yang kami himpun, diprediksi akhir September 2021 angka COVID-19 akan melandai. Hal itu sembari kita menyiapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin di destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif dan juga dengan upaya mengakselerasi vaksinasi," terang Sandiaga Uno. [rin]