WahanaNews.co | Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor registrasi PK-CLC tak
menunjukkan masalah di awal komunikasi dengan Air Traffic Controller (ATC).
Namun, dalam hitungan menit, pesawat
itu hilang kontak dan jatuh.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
Komunikasi terakhir pilot Sriwijaya
Air SJ-182 dengan petugas ATC itu diungkap Direktur Utama AirNav
Indonesia, Pramintohadi Sukarno, saat rapat dengar pendapat dengan
Komisi V DPR, Rabu (3/2/2021).
Menit demi menit dipaparkan. Dalam
komunikasi itu, petugas ATC sempat beberapa kali memberikan instruksi agar
pesawat menambah ketinggian.
Instruksi itu dijawab pilot dan
direspons dengan baik.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
Berikut penjabarannya:
14.36 WIB: Sriwijaya Air SJ-182 take off dari Runway 25
dan sempat mengontak ATC pada ketinggian 1.700 kaki.
Pilot menghubungi Jakarta Approach di frekuensi 179 MHz, dan
diinstruksikan controller untuk naik
ke ketinggian 29 ribu kaki, mengikuti prosedur SID atau standar
alur keberangkatan.
14.38 WIB: Melewati ketinggian 7.900 kaki, SJ-182
meminta arah 0.75 derajat kepada ATC karena alasan cuaca, dan diizinkan oleh
ATC lalu diinstruksikan naik ke ketinggian 11 ribu kaki.
"Ini memang dijawab oleh pilot clear, kita minta naik ke ketinggian 11
ribu kaki karena pada ketinggian yang sama ada pesawat dalam posisi yang sama
yang akan terbang juga ke Pontianak, yaitu AirAsia," jelas Pramintohadi.
14.39 WIB: Pada posisi
10.600 kaki, diinstruksikan oleh ATC naik ke ketinggian 13 ribu kaki dan
direspons baik oleh Sriwijaya Air SJ-182.
"Selama proses dari jam 14.36
sampai 14.39, tidak ada laporan pesawat dalam kondisi tidak normal. Jadi ini
semua berlangsung dengan normal," kata Pramintohadi.
Sriwijaya 182 lalu terpantau di layar
radar ATC berbelok ke kiri, ke barat laut, yang seharusnya ke
arah kanan di posisi 0,75 derajat.
14.40 WIB: Controller melakukan
konfirmasi arah SJ-182, tapi
tidak ada respons dan diikuti target hilang dari layar radar.
"ATC berusaha memanggil berulang
kali, sampai 11 kali, kemudian dibantu juga oleh beberapa penerbangan
lain, antara lain Garuda, untuk mencoba melakukan komunikasi
dengan SJ-182, namun tidak ada respons, demikian," ungkap Pramintohadi.
Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya
Air SJ-182 lepas landas pada 9 Januari 2020 dari Bandara Soekarno-Hatta.
Namun, setelah 4 menit lepas landas,
pesawat tersebut hilang kontak.
Beberapa saat kemudian, dikonfirmasi
bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan
Seribu, Jakarta. [dhn]