WahanaNews.co
| Gabungan
Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) menegaskan siap berperan mencegah
naiknya perokok anak di Indonesia.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gaprindo, Roy N
Mandey, mengungkapkan, produsen telah menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel
Indonesia (Aprindo) untuk mencegah pembelian rokok oleh anak di bawah umur.
Baca Juga:
Pencuri Rokok Dalam Mobil Box Ditangkap Sat Reskrim Polres Sibolga
Caranya adalah dengan memberikan pembatasan
visual produk rokok yang sudah banyak dilakukan di ritel-ritel modern.
"Misalnya dengan penyediaan rak khusus di
belakang kasir atau di tempat yang tidak bisa dijangkau langsung oleh pembeli.
Ini salah satu kuncian agar petugas di toko bisa selektif dan mengetahui usia
pembeli," kata Roy,dalam siaran pers, Kamis (22/4/2021).
Di beberapa supermarket, peletakan
produk-produk rokok berada satu klaster dengan minuman beralkohol.
Baca Juga:
WHO: Rokok Lebih Mematikan Dibanding Kombinasi AIDS dan Malaria
Pembayaran pun menggunakan kasir terpisah.
Meski begitu, Roy menegaskan, pelaku usaha yang
tergabung dalam Aprindo adalah peritel modern.
Artinya, perlu imbauan khusus bagi pedagang
kecil di sekitar rumah agar penurunan konsumsi rokok untuk anak usia di bawah
umur bisa lebih masif.
Proses sosialisasi juga harus dilakukan paralel
dan konsisten dengan pengawasan di lapangan serta penegakan aturan yang ada.
"Harapannya edukasi yang berjalan paralel
dengan pengawasan dan penegakan aturan akan membuat anak-anak tidak menjadi
seorang perokok di usianya," tegas dia.
Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI
mendukung berbagai program yang dilakukan asosiasi dan industri untuk mencegah
anak membeli rokok.
Wakil Ketua Komisi IX DPR, Emanuel Melkiades
Laka Lena, menilai, berbagai upaya sosialisasi dan edukasi tersebut harus
dilakukan secara konsisten dan sistematis.
Oleh karenanya, harus ada upaya-upaya untuk
mencegah anak membeli dan mengonsumsi rokok.
"Tentu upayanya tidak bisa dilihat dalam satu
dua waktu saja. Harus konsisten dan dilakukan dengan sebuah upaya yang
sistematis," kata Melki.
Dia mengakui, masyarakat memiliki alasan yang
beragam terkait konsumsi rokok.
Walaupun sebagian masyarakat sesungguhnya telah
mengetahui tentang bahaya merokok, tetapi tetap mengonsumsinya.
Beragamnya alasan inilah yang perlu penelaahan
lebih jauh, serta pendekatan berbeda saat pemerintah dan pemangku kepentingan
lain akan melakukan sosialisasi dan edukasi. [qnt]