WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tujuh pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Caving (GBC) sejak Senin malam (8/9/2025) dan proses pencarian hingga kini terus dilakukan di tengah situasi penuh risiko.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno menegaskan Kementerian ESDM bersama PTFI masih fokus untuk menemukan para pekerja yang hilang.
Baca Juga:
Smelter Emas Senilai Rp 10 Triliun Resmi Beroperasi, Prabowo: Tak Mau Lagi Jual Murah!
Dari tujuh pekerja yang terjebak, lima orang merupakan warga negara Indonesia, satu warga Chili, dan satu warga Afrika Selatan.
Pemerintah telah melakukan koordinasi dengan kedutaan besar kedua negara asing tersebut untuk memberikan pembaruan perkembangan pencarian.
"Ada WNA. 1 Chili, 1 Afrika Selatan, yang 5 Indonesia. Tapi udah untuk komunikasi sama kedutaan masing-masing sudah," ungkap Tri di Gedung DPR RI, Senin (15/9/2025).
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi, PLN Siapkan Listrik Andal Untuk Smelter Freeport yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi
Tri juga menjelaskan akibat insiden longsoran tersebut, aktivitas penambangan di area GBC untuk sementara dihentikan sehingga berdampak terhadap kinerja produksi perusahaan.
"Produksi pasti berdampak. Sementara ini produksi berhenti GBC saja. Tapi turun mungkin cuma 30%-nya lah," kata Tri.
Seperti diketahui, longsoran lumpur basah di tambang bawah tanah Freeport terjadi pada Senin malam (8/9/2025).
Titik awal tumpahan berasal dari area runtuhan bijih (Draw Point) 20-West, di mana lumpur meluncur sejauh sekitar 400 meter dari Panel 23-East ke arah Panel 28-West sebelum akhirnya terpecah.
Kejadian ini berdampak pada terhentinya seluruh infrastruktur di level pengambilan bijih, kecuali di Panel 13-West serta Panel 28-34 East & West.
Beberapa area lain yang ikut terdampak adalah level pengangkutan bijih (haulage) dan terowongan pengumpulan bijih (Chute Gallery).
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung sebelumnya juga menegaskan bahwa proses evakuasi masih terus dilakukan.
Ia menjelaskan tim di lapangan telah berusaha membuat terowongan baru menuju titik di mana para pekerja diyakini terjebak.
"Jadi dua terowongan baru itu sudah sampai di titik lokasi awal dan ini tempat pegawai yang terjebak tadi tetapi yang bersangkutan tidak ada di lokasi," kata Yuliot di Gedung Kementerian ESDM, Senin (15/9/2025).
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]