WAHANANEWS.CO, Jakarta - Duka yang membekap Cikeas selama dua tahun setelah Ani Yudhoyono wafat bukan sekadar cerita keluarga, melainkan masa kelam yang membuat sang tokoh bangsa, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terpuruk sebelum akhirnya bangkit sebagai sosok baru penuh kreativitas.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan bahwa dirinya sempat menyaksikan masa gelap di Cikeas setelah kepergian sang ibu, Ani Yudhoyono.
Baca Juga:
Di ISF 2025, AHY Tegaskan Pembangunan Hijau Harus Inklusif dan Terukur
Dalam peluncuran buku The Mentor: 9 Purnama di Sisi SBY karya Merry Riana di Ayana Midplaza, Jakarta, pada Senin (3/11/2025), AHY menggambarkan atmosfer duka mendalam yang menyelimuti keluarga Yudhoyono.
“Kami menjadi saksi dua tahun gelap, Cikeas gelap, seperti hilang auranya, dulu menjadi salah satu pusat kekuatan politik di Indonesia, dua tahun itu gelap,” ujar AHY.
Ia mengatakan bahwa dirinya juga terpukul, namun lebih berat menyaksikan bagaimana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadapi kesedihan kehilangan sosok yang sangat dicintainya.
Baca Juga:
All Indonesia, Inovasi Baru Pemerintah Permudah Proses Imigrasi dan Kesehatan
“Kami semua terpukul, tapi lebih sedih ketika melihat seorang tokoh besar seperti Pak SBY yang begitu terpukul,” ucapnya.
AHY menyebut bahwa sang ayah berhasil bangkit karena dituntun Tuhan untuk menata hati dan memulihkan semangatnya.
Ia lalu menceritakan bagaimana SBY kini bertransformasi menjadi sosok yang aktif berkarya dan menemukan ruang baru untuk berekspresi.
“Beliau kemudian menjadi seorang seniman, menjadi seorang pelukis, menjadi seorang pembuka puisi, membuat puisi, membuat lagu, berkreasi, membuat tim bola Lavani, Alhamdulillah, juara, sudah empat kali juara,” kata AHY.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]