WahanaNews.co | Perusahaan teknologi perintis di sektor kendaraan listrik (EV), Electrum, kembali memperluas kerja sama dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik nasional.
Kali ini, perusahaan patungan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan PT TBS Energi Utama Tbk itu menjalin kerja sama denga Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE).
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Melalui kolaborasi tersebut, dan Pertamina NRE akan menjajaki kerja sama ekosistem kendaraan listrik termasuk kolaborasi terkait infrastruktur baterai seperti pengembangan teknologi, manufaktur, hingga komersialisasi. Ini diharapkan mampu memperluas ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Managing Director Electrum Patrick Adhiatmadja mengatakan, langkah tersebut menegaskan komitmen perusahaan sebagai penggagas gerakan pembangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia.
Kemudian, kerja sama dengan anak usaha PT Pertamina (Persero) itu juga dinilai mampu memaksimalkan potensi kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
"Potensi adopsi kendaraan listrik di Indonesia, membutuhkan kolaborasi menyeluruh dari berbagai pihak, termasuk swasta dan BUMN, agar ekosistem kendaraan listrik dapat berkembang secara optimal dan dapat dimanfaatkan secara luas," ujar dia, dalam keterangannya, dikutip Minggu (13/11/2022).
Sementara itu, CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro bilang, perubahan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik cepat atau lambat pasti terjadi.
Oleh karenanya, Pertamina NRE melalui Indonesia Battery Corporation berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Kami yakin kolaborasi dengan berbagai pihak akan mempercepat pengembangan ekosistem ini, termasuk kerja sama strategis dengan Electrum ini," katanya.
Indonesia di jalur tepat akselerasi kendaraan listrik
Adapun saat ini, Indonesia dinilai telah berada di jalur yang tepat untuk mengakselerasi adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara. Menurut Patrick, Indonesia setidaknya memiliki tiga keunggulan dalam pengembangan industri kendaraan listrik.
Pertama, Indonesia merupakan pasar motor roda dua terbesar di Asia Tenggara. Kemudian, saat ini Indonesia juga sudah memiliki kemampuan dalam manufaktur kendaraan bermotor.
"Terakhir, cadangan nikel terbesar di dunia yang menjadi bahan utama pembuatan baterai. Ketiga hal ini, menegaskan bahwa potensi motor listrik Indonesia patut digarap serius, bahkan sudah banyak dilirik investor global," tutur Patrick.
Guna mengoptimalkan potensi tersebut, Patrick menambah, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sisi pasokan dan permintaan. Ini salah satunya bisa diatasi dengan pembangunan infrastruktur baterai.
"Pengembangan kendaraan listrik harus berjalan beriringan dengan pembangunan infrastruktur baterainya," ucapnya. [Ast]