WahanaNews.co, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menegaskan komitmen Indonesia yang konsisten mendukung dan membela kedaulatan Palestina.
Hal tersebut, kata dia, sebagaimana amanat konstitusi dalam pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Saya kira ini adalah perintah konstitusi kita, dan Indonesia konsisten di dalam membela Palestina," kata Fadli usai melangsungkan rapat koordinasi dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/10/23).
Dia lantas menyampaikan harapan agar perang Palestina-Israel yang kini berkecamuk segera diselesaikan melalui negosiasi secara damai dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku.
"Kita ingin konflik ini bisa diselesaikan dengan cara damai negosiasi, tetapi (juga) sesuai dengan aturan yang ada," ujarnya.
Baca Juga:
Komandan Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon Utara
Sebab, kata dia, perjanjian-perjanjian internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa (PBB) kerap kali tidak diimplementasikan.
"Yang terjadi selama ini adalah pelanggaran yang sangat jelas dan sangat nyata oleh Israel terhadap perjanjian-perjanjian internasional, terhadap resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, bahkan hampir setiap tahun selalu terjadi pelanggaran tersebut dengan penjarahan terhadap tanah-tanah milik warga Palestina," tuturnya.
Menurut dia, situasi perang antara Israel dan Palestina saat ini menggambarkan upaya Palestina dalam mempertahankan kedaulatan negaranya atas agresi yang dilancarkan oleh pihak Israel.
"Apa yang sedang terjadi sekarang ini sebenarnya merupakan suatu upaya bagi warga Palestina untuk mempertahankan diri mereka terhadap agresi yang dilakukan oleh Israel, dan juga upaya yang dilakukan warga Palestina untuk mempertahankan tanah-tanah dan rumah-rumah mereka yang dijarah oleh Israel, dan sehingga terjadi konflik dan peperangan ini," katanya.
Untuk itu, Fadli menilai situasi saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengembalikan pengakuan dunia atas kedaulatan dan kemerdekaan Palestina, sebagaimana upaya meraih pengakuan dunia atas kemerdekaan Indonesia lepas dari penjajahan Belanda dahulu kala.
"Inilah adalah momentum, momentum yang tepat ya untuk mengembalikan pembicaraan kepada bagaimana pengakuan dunia internasional terhadap kedaulatan dan kemerdekaan rakyat Palestina. Saya kira ini mirip juga dengan kita dulu Pada waktu kita dijajah oleh Belanda, terutama pada fase revolusi perang mempertahankan kemerdekaan," ucap dia.
Selain Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun, turut hadir pula Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Bagus Hendraning Kobarsyih, dan Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) BKSAP DPR RI-Parlemen Palestina Syahrul Aidi Maazat.
Kelompok bersenjata Hamas menyerbu pagar perbatasan Israel-Gaza dari Gaza pada Sabtu (7/10) untuk menewaskan tentara dan warga sipil Israel, serta menyandera puluhan orang di daerah kantong Palestina berpantai tersebut.
Israel merespons dengan melancarkan pemboman besar-besaran di Gaza dan kemungkinan dilanjutkan dengan serangan darat ke wilayah yang telah mereka tinggalkan hampir dua dekade lalu setelah 38 tahun diduduki.
Serangan Hamas itu menyebabkan 800 warga Israel tewas dan lebih dari 2.500 orang terluka, sedangkan dari pihak Palestina sudah lebih dari 500 warga tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka akibat serangan udara Israel.
[Redaktur: Sandy]