WahanaNews.co | Rizal
Ramli turut berkomentar terkait langkah Gerakan Anti Radikalisme Institut
Teknologi Bandung (GAR ITB) yang melaporkan Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur
Sipil Negara (KASN). Din dilaporkan atas dugaan pelanggaran kode etik dengan
tuduhan radikalisme.
Baca Juga:
Bawaslu Samarinda Laporkan Tiga Pejabat ASN Pemkot ke KASN atas Pelanggaran
GAR ITB melaporkan Din Syamsuddin sebanyak dua kali. Pertama
pada 28 Oktober 2020 dan tertera dalam surat nomor 05/Lap/GAR-ITB/X/2020.
Kedua, pada 28 Januari 2021 dan tertuang dalam nomor 10/Srt/GAR-ITB/I/2021.
Eks Menko Maritim mengaku heran dengan langkah yang
dilakukan oleh GAR ITB. Sebab ITB sendiri sudah banyak menghasilkan banyak
tokoh nasional, pemikir besar hingga engineer hebat. Mulai dari Soekarno,
Habibie, Rooseno, Sutami dan lainnya.
"Eh ternyata sebagian kecil alumninya berpikiran cupet,
terlalu banyak bergaul dengan intel melayu, jadi organ surveillance swasta,
menjadi pengawas tokoh-tokoh yang dicap kekuasaan sebagai ekstremis," kata
Rizal Ramil dalam keterangannya, Jumat (12/2).
Baca Juga:
Terkait Pilkada 2024, Mulai 22 Maret, Kepala Daerah Dilarang Ganti Pejabat
"Dulu Soekarno dan kawan-kawan juga dicap ekstremis
oleh Belanda dan antek-antek-nya," tambah dia.
Dirinya sudah berteman dengan Din Syamsuddin sejak lama.
Rizal juga membagikan foto dirinya bersama Din ketika berada di Boston, Amerika
Serikat.
Sehingga Rizal Ramli tahu betul sosok Din Syamsuddin karena
pertemanan mereka sampai sekarang masih terjalin dengan baik.
Lebih lanjut, Rizal mengaku tidak habis pikir dengan sikap
GAR ITB. Terlebih mereka melaporkan Din ke Komisi Aparatur Sipil Negara dengan
tudingan radikalisme.
''Norak abis, jadi organ quasi-intel, kerdil, cetek dan norak
amat," kata Rizal. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.