WAHANANEWS.CO, Jakarta - Habib Rizieq Shihab kembali menyampaikan pandangan terkait kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Dalam tausiyahnya, ia menekankan pentingnya umat Islam tetap tenang dan tidak bertindak sendiri-sendiri, melainkan menunggu arahan langsung dari para ulama.
Baca Juga:
Habib Rizieq Shihab Tak Hadiri Munajat Kubro 212 di Monas
Pesan tersebut disampaikan Rizieq ketika menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus haul ke-15 Alhabib Syech bin Ali bin Sholeh Aljufri di Gedung SMP Al-Khairaat, Jalan Masjid Condet, Batu Ampar, Jakarta Timur, pada Sabtu (30/8/2025).
"Jangan bergerak melakukan apa pun sebelum ada komando dari ulama. Tapi, kalau komando dari ulama sudah datang, keadaan sudah betul-betul darurat, negara ini sudah tidak bisa diatasi lagi oleh siapa pun kecuali oleh umat, maka itu saya mau tanya, kalau dikomandokan oleh ulama siap turun?" ujar Habib Rizieq.
Seruan itu dijawab lantang oleh jemaah dengan kata "Siap."
Baca Juga:
Peranan Rizieq Sukseskan Anies Baswedan di Pilkada DKI Diungkit Yusuf Martak
Ucapan serupa terdengar berulang ketika Rizieq menanyakan kesediaan umat untuk membela agama, menjaga Jakarta, hingga menjaga Indonesia.
Bahkan saat ia menanyakan kesanggupan umat untuk turun ke jalan, ribuan jemaah serempak menyatakan kesiapan mereka.
Selain mengingatkan umat soal komando ulama, Habib Rizieq juga menyinggung persoalan ekonomi, khususnya mengenai pajak.
Ia menilai beban pajak di Indonesia semakin mencekik rakyat kecil.
Menurutnya, pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyamakan pajak dengan zakat tidak bisa diterima.
"Seenaknya menteri mengatakan pajak sama kayak zakat. Enak betul Saudara (berbicara)," kata Habib Rizieq.
Ia menegaskan, dalam Islam, zakat hanya diwajibkan bagi orang kaya, sedangkan yang miskin tidak dikenai kewajiban tersebut.
Sementara itu, pajak berlaku bagi semua kalangan tanpa terkecuali.
"Dalam Islam, zakat dikenakan kepada orang kaya, orang miskin nggak zakat.
(Kalau) pajak, (baik) miskin atau kaya dicekik semua, bahkan yang miskin lebih dicekik," jelasnya.
Lebih lanjut, Rizieq menyinggung keistimewaan anggota DPR yang pajaknya ditanggung negara, sementara rakyat kecil harus tetap membayar.
Ia mencontohkan pengemudi ojek yang dibebani potongan biaya aplikasi yang besar.
"Rakyat yang kecil-kecil sampai tukang ojek bayar (biaya) aplikator itu sudah besar. Ini mesti diatur pajak itu," tambahnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]