WahanaNews.co | Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) membeberkan fakta bahwa TNI masih merupakan lembaga yang paling dipercaya oleh publik saat survei dilakukan.
TNI memperoleh kepercayaan publik, mulai dari sangat percaya 28 persen dan cukup percaya 63 persen.
Baca Juga:
Buntut Panjang Perselisihan Poltracking dan Persepi: Data Survei hingga Target Sanksi
Kemudian, lembaga negara kedua yang dipercaya publik adalah presiden. Publik yang sangat percaya pada presiden sebesar 21 persen, sedangkan cukup percaya 63 persen.
"Belum berubah, dua teratas masih TNI dan presiden," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan,melansir Kompas.com, Senin (10/4/2023).
Selanjutnya, di posisi tiga, ada lembaga Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan publik yang sangat percaya sebesar 12 persen, cukup percaya 57 persen.
Baca Juga:
Edy-Hasan Kandas di Survei, PDIP Banyak Pilih Paslon Bobby-Surya
Posisi empat, ada Pengadilan yang mana publik sangat percaya sebesar 11 persen, cukup percaya 57 persen.
Berikutnya, ada lembaga media massa. Publik sangat percaya pada media massa sebesar 11 persen, cukup percaya 55 persen.
Setelah itu, ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan publik yang sangat percaya sebesar 14 persen, cukup percaya 50 persen.
Lembaga berikutnya adalah kepolisian. Publik sangat percaya pada polisi sebesar 13 persen, cukup percaya 50 persen.
Dua lembaga yang memiliki kepercayaan terbawah dari publik adalah DPR dan partai politik.
Publik yang sangat percaya pada DPR sebesar 8 persen, cukup percaya 44 persen. Sementara itu, publik sangat percaya pada parpol sebesar 5 persen, cukup percaya 45 persen.
"Secara keseluruhan, penilaian tingkat kepercayaan paling rendah masih ditujukan kepada DPR dan parpol," tutur Djayadi.
Sebagai informasi, periode survei ini dilakukan pada 31 Maret sampai 4 April 2023.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi dan screening.
Margin of error diperkirakan lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dipilih. [eta]