WahanaNews.co | Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memperingatkan akan Badai Tropis Teratai yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada malam ini.
Dwikorita menjelaskan berdasarkan analisis perkembangan bibit siklon, bibit siklon 92 S yang akan menjadi Badai Tropis Teratai dalam beberapa jam ke depan tersebut mengalami peningkatan intensitas.
Baca Juga:
BMKG Perkirakan Sebagian Besar Wilayah Sulawesi Utara Akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Berdasarkan analisis per hari ini, kata dia, sekira pukul 16.00 WIB Bibit Siklon 92 S posisinya sudah berada di sekitar Samudera Hindia Barat Daya Lampung, tepatnya di posisi 9° Lintang Selatan dan 103° Bujur Timur.
Menurut analisis prediksi BMKG, kata dia, dalam waktu tiga jam bibit siklon tersebut akan semakin menguat dan akan lahir menjadi Badai Tropis Teratai.
Saat ini, kata dia, sistem bibit siklon 92S yang akan segera lahir menjadi siklon saat ini kecepatannya mencapai 56 Km/Jam dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1.006 hPa.
Baca Juga:
Siklon Tropis Yinxing Terpantau Dekati Indonesia, Ini Wilayah yang Terancam Cuaca Ekstrem
Diprediksi, lanjut dia, kecepatan angin tersebut akan meningkat menjadi 35 knot atau 65 km/jam dalam tiga jam ke depan.
Sistem bibit siklon tersebut, kata dia, berpeluang tinggi membentuk Badai Tropis Teratai dengan arah pergerakan ke arah tenggara-selatan menjauhi wilayah Indonesia.
"Bibit siklon 92S yang akan berkembang menjadi siklon tropis teratai per hari ini diprediksi sekitar pukul 19.00 WIB atau 20.00 WIB," kata Dwikorita saat konferensi pers pada Rabu (1/12/2021).
Sejumlah wilayah yang terdampak di antaranya bagian selatan sumatera yaitu Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, kemudian juga di Selat Sunda, Banten, Jawa Barat, dan juga Jawa Tengah, dan barangkali sebagian wilayah Jawa Timur.
Dampak tersebut, kata dia, berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat petir ataupun angin kencang di wilayah Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Kemudian tinggi gelombang dengan ketinggian 2,5 sampai 4 meter di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan dan barat, perairan selatan Banten, Samudera Hindia selatan Banten, hingga Jawa Barat," kata dia.
Ia mengatakan stasiun BMKG yang tersebar di provinsi-provinsi tersebut juga telah melakukan diseminasi atau penyebarluasan informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem dan koordinasi dengan pihak terkait.
Dwikorita menegaskan BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center terus melakukan pemantauan perkembangan sistem tekanan rendah tersebut dan aktifitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya.
Selain itu, kata dia, BMKG mengimbau kepada masyarakat dan semua pihak untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak.
BMKG juga menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti di lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai dan tempat rentan lainnya.
Ia juga mengimbau masyarakat mewaspadai potensi dampak seperti banjir, banjir bandang, rob, terutama di daerah yang rentan.
"Kepada pihak terkait kami mohon untuk terus mengintensifkan koordinasi dalam rangka antisipasi bencana hidrometerologi," kata dia. [rin]