WahanaNews.co | Kabar adanya tanda SOS di Pulau
Laki, lokasi dekat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, tiba-tiba heboh di media
sosial.
Direktur
Operasi Basarnas, Brigjen Rasman MS, mengatakan, pihaknya belum menerima terkait kabar tersebut.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
"Sampai
saat ini, saya belum menerima informasi tersebut, belum menerima
datanya, nanti akan kita cek sesuai dengan informasi yang
diberikan," kata Rasman di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu
(20/1/2021).
Rasman
menegaskan, pihaknya tidak pernah mendapatkan keterangan adanya korban yang
selamat dari tragedi jatuhnya pesawat itu.
"Sampai
saat ini, tidak ada keterangan yang kita dapatkan bahwa ada penumpang
yang hidup," tegasnya.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
Menurut
dia, bisa saja sinyal itu berasal dari Tim SAR yang memang berada di posko di
sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki.
"Jadi
untuk yang tanda SOS tadi kita coba dalami ya, saya tidak mau berspekulasi apa
yang ada di situ," ucap Rasman.
"Karena
itu, bisa saja teman-teman kita yang ada di situ. Jadi untuk diketahui tim
penyelam kita ada yang berposko di Pulau Lancang dan Pulau Laki. Mereka membuka
posko itu untuk memudahkan mereka bergerak. Jadi tidak semua ada di atas kapal,
mungkin itu, tapi saya tidak mau berspekulasi," lanjutnya.
Hingga
Selasa (19/1/2021) kemarin, Tim Disaster
Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi 40 korban pesawat
Sriwijaya Air SJ-182. Proses identifikasi terus berjalan.
Pesawat
Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu
pada 9 Januari 2021.
Awalnya,
pesawat itu hilang kontak dengan Air
Traffic Controller (ATC) saat terbang di antara Pulau Laki dan Pulau
Lancang, sekitar pukul 14.40 WIB, atau 4 menit setelah lepas landas
dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat
Sriwijaya Air SJ-182 mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46
penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Sementara
itu, Tim SAR masih bekerja mencari korban dan bagian pesawat di dasar laut.
Kepala
Basarnas, Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito,
mengatakan, pihaknya kembali memperpanjang operasi pencarian korban pesawat
Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu selama tiga hari, karena
alasan kemanusiaan.
"Yang
jelas (alasan) pertama adalah kemanusiaan. Sampai saat ini secara resmi dari
DVI baru merilis 29 (korban) yang diidentifikasi. Tentunya Tim SAR gabungan
berusaha sekuat mungkin melaksanakan evakuasi korban," kata Bagus, saat
jumpa pers di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (18/1/2021).
"Semakin
banyak jumlah kantong yang kami temukan akan semakin bermanfaat bagi DVI dalam
membantu proses identifikasi," lanjut dia.
Menurut
Bagus, pihaknya berusaha memahami situasi keluarga korban yang sangat
mengharapkan agar semua korban dapat teridentifikasi.
Perpanjangan
waktu pencarian juga sebagai pengganti waktu operasi pencarian yang sempat
tertunda akibat cuaca buruk.
"Tentunya
ada hari-hari yang hilang karena cuaca jelek dan ini kami kompensasi dengan
perpanjangan operasi SAR itu sendiri. Jadi dua hal itu," ujar Bagus. [qnt]