“Penggunaan EBT ini berkaitan dengan pembangunan ekonomi Indonesia, dari sisi daya saing harus tetap kita tekankan dan fase berkelanjutan ini jadi sisi daya saing tersebut,” terangnya.
“Kami mengungang stakeholder pengguna energi untuk melirik hal tersebut,” tambahnya.
Baca Juga:
Dua Srikandi PLN Raih Penghargaan Tertinggi Women’s Inspiration Awards 2025 dari Menteri PPPA
Porsi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) ditargetkan mencapai 29% pada 2030, dari saat ini sebesar 15%.
Indonesia memiliki komitmen untuk meningkatkan porsi pembangkit listrik berbahan bakar EBT. Ini merupakan upaya mendorong transisi energi melalui EBT dalam rangka menghasilkan energi yang ramah lingkungan.
Hal itu tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Baca Juga:
PLN Mendapat Apresiasi atas Respons Cepat Pulihkan Kelistrikan di Layanan Publik Bali
Pada 2030, porsi pembangkit listrik EBT ditargetkan akan mencapai 28,87 GW atau 29% dari total kapasitas pembangkit listrik sebesar 99,2 GW.
Porsi itu lebih besar dari realisasi pada 2021 yang tercatat sebesar 11,15 GW atau 15% dari total kapasitas pembangkit listrik yang mencapai 74 GW. Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo menyatakan, transisi energi harus dilakukan untuk menghadirkan ruang hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.