WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ratusan siswa kembali terkapar akibat dugaan keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), menambah daftar panjang kasus serupa di berbagai daerah.
Di Garut, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025), sebanyak 194 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap menu MBG.
Baca Juga:
BGN Tegur Layanan Gizi Usai Kasus Keracunan di Bogor
Di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), 90 siswa juga mengalami kondisi serupa setelah mengonsumsi makanan dari dapur penyedia MBG.
Deputi Bidang Pengaduan Masyarakat Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba, menilai rentetan keracunan massal akibat MBG merupakan bukti lemahnya pengawasan pemerintah.
“Diperparah lagi dengan pengawasan yang lemah menyebabkan tidak hanya program MBG tidak berjalan efektif, tetapi juga menimbulkan persoalan baru yakni munculnya kasus-kasus keracunan,” kata Baharuddin pada Kamis (18/9/2025).
Baca Juga:
Respons Kasus Keracunan, BGN Rancang Skema Asuransi untuk Siswa dan Petugas MBG
Menurutnya, perlu ada pengawasan independen dari lembaga eksternal seperti Ombudsman agar kualitas makanan dalam program MBG benar-benar transparan dan akuntabel.
“Jika Badan Gizi Nasional (BGN) belum memiliki Standar Operational Procedure (SOP) untuk melakukan pengawasan proyek MBG, maka segera dibuat dan disosialisasikan ke masyarakat termasuk pihak sekolah,” ujarnya.
Sebelumnya, puluhan siswa MTsN 2 Sumbawa mengalami muntah, mual, dan diare setelah menyantap makanan MBG yang dikelola dapur SPPG setempat.
Kepala Sekolah MTsN 2 Sumbawa, Winadi Al Bayani, membenarkan adanya gejala keracunan tersebut dan menyebut sejumlah siswa sampai tidak masuk sekolah pada Rabu (17/9/2025).
Kasus serupa juga menimpa 194 siswa dari tingkat SD, SMP, hingga SMA di Garut, Jawa Barat.
Dari jumlah tersebut, 177 siswa mengalami gejala ringan, sementara 19 lainnya harus dirawat intensif di Puskesmas Kadungora.
Kepala Seksi Humas Polres Garut, Ipda Adi Susilo, menjelaskan keracunan bermula setelah siswa mengonsumsi menu MBG yang dikelola dapur SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 Garut.
Menu yang disajikan saat itu berupa nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayur, dan stroberi.
“19 korban yang membutuhkan perawatan intensif terdiri atas 12 siswa MA Maarif Cilageni, 3 siswa SMP Siti Aisyah, 1 siswa SMA Siti Aisyah, dan 3 siswa SDN 2 Mandalasari,” ungkap Adi.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]