Yuyun mencatat ada beberapa konflik di Lampung, yaitu perusakan rumah ibadah, unjuk rasa dugaan politik uang pada Pilkada Lampung 2018, dan sejumlah konflik sosial.
"Situasi-situasi seperti ini perlu diantisipasi, apalagi waktu pelaksanaan pilkada sebentar lagi," katanya.
Baca Juga:
Bawaslu Kulon Progo Kembalikan Sisa Dana Hibah Pilkada Rp3,3 Miliar
Oleh karena itu, peran seluruh satuan kerja, baik Bhabinkamtibmas, intel maupun lainnya perlu ditingkatkan untuk menjaga situasi kamtibmas yang kondusif selama pelaksanaan pilkada.
Ia menambahkan kegiatan NCS yang diinisiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berhasil mengantisipasi berbagai konflik melalui beberapa kegiatan, yaitu bakti sosial, silaturahmi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan organisasi kemasyarakatan.
"Hasil berbagai survei kegiatan NCS ini mendapat sentimen positif 97 persen. Narasi positif ini berkontribusi terciptanya suasana kondusif selama pilpres kemarin," katanya.
Baca Juga:
Azhar Bintang Lapor Balik Cabupnya di Pilkada Dairi 2024 ke Polisi
Sementara itu, Kapolda Lampung Irjen Polisi Helmy Santika mengatakan sudah memerintahkan kepada seluruh pejabat utama Polda Lampung dan para kapolres untuk meningkatkan sensitivitas.
Ia meminta kepada para anggotanya yang hadir secara langsung maupun daring dalam arahan Tim Ops NCS Polri tidak sekadar menggugurkan kewajiban, namun harus menerapkan arahan-arahan para Kasatgas NCS Polri secara maksimal dan optimal untuk terciptanya pilkada yang aman, damai dan tertib.
"Harapan kami semua pada saat tahapan maupun puncak dari pesta demokrasi di Provinsi Lampung ini situasi kamtibmas tetap kondusif, kemudian pesta demokrasinya berjalan, aman, tertib dan lancar, sehingga terpilih yang akan memimpin, baik itu bupati, wali kota maupun gubernur secara demokratis," katanya.