"Pak Jenderal (Suharyanto) menyampaikan kepada saya 'Pak, sama, sebetulnya bencana kena gempa sama kena banjir itu ya sama, bisa dibantu,' oh oke bantu aja. Kayak gitu. Perintah langsung. Bantu," jelasnya.
"Wong kalau gempa rumahnya roboh atau retak aja dibantu sama BNPB. Ini sawah kena banjir sama kan penderitaannya kok ndak dibantu. Bantu," imbuh Jokowi.
Baca Juga:
Ribuan Warga Hadir, Saat Jokowi Blusukan di Banyumas Dampingi Luthfi
Di samping itu, dia menyampaikan bahwa perubahan iklim bukan hanya fenomena yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, banyak negara yang telah memutuskan untuk mengurangi impor, khususnya untuk produksi beras, demi menjaga ketersediaan stok di dalam negeri masing-masing.
"Menghadapi bencana di berbagai tempat, negara-negara lain juga mengalami penurunan produktivitas di sektor padi akibat bencana-bencana seperti kekeringan yang berkepanjangan dan curah hujan yang terus menerus, sehingga banyak tanaman gagal panen," ungkapnya.
Dia berharap bahwa dengan pemberian uang ganti rugi ini, produksi padi dalam negeri dapat pulih kembali.
Baca Juga:
Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan Presiden ke-7 RI di Kota Surakarta
Hal ini disebabkan karena ratusan juta penduduk Indonesia memerlukan pasokan pangan yang mencukupi.
"Dengan populasi sekitar 280 juta, kita semua membutuhkan makanan. Benar, bukan? Oleh karena itu, peran penting dari para petani sangatlah vital bagi negara ini," tandasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.