WahanaNews.co | Kabar duka datang dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ketua PBNU periode 1999-2015, KH Abbas Muin, wafat di Purwokerto pada Jumat 27 Mei 2022.
Baca Juga:
Pemerintah Banyumas Raih Penghargaan Perlindungan Konsumen Kategori DTU Tahun 2024
Dikutip dari situs resmi NU Sabtu 28 Mei 2022, Wakil Ketua PP Lakpesdam 2010-2015, Lilis Nurul Husna membenarkan bahwa Abbas Muin meninggal dunia.
Abbas Muin meninggal di Rumah Sakit Griatri, Purwokerto, Jawa Tengah sekitar pukul 19.20 WIB.
Almarhum rencananya akan dimakamkan di makam keluarga KH Muh Ilyas Sokaraja, hari ini Sabtu 28 Mei 2022 pukul 10.00 WIB.
Baca Juga:
Bawaslu Banyumas Teliti Laporan Pengawasan Kampanye Paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin
Sebelum menjabat sebagai Ketua PBNU periode Gus Dur, periode KH Hasyim Muzadi dan KH Said Aqil Siroj, Kiai Abbas Muin adalah Ketua Lakpesdan PBNU tahun 1994-1996.
Selain itu, almarhum juga menjadi pengurus Bina Desa, sebuah lembaga organisasi Non-Pemerintah yang bergerak di bidang pemberdayaan sumber daya manusia pedesaan yang didirikan tahun 1975 di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
Menurut Ketua Lakpesdam PBNU 2022-2027, Gus Ulil Abshar Abdalla, Kiai Abbas Muin termasuk sosok penting dalam sejarah aktivisme anak-anak NU pada tahun 1990an.
Kiai Abbas adalah teman dekat Gus Dur dan sempat kuliah bareng di Baghdad.
"Kiprahnya di dunia LSM juga cukup lama melalui lembaga yang terkenal pada tahun 90an dulu, yaitu Bina Desa," tulis Gus Ulil di laman facebook, seperti dikutip nu.or.id, Sabtu (28/5/2022).
Sejak dua puluh tahun terakhir, kata Gus Ulil, Kiai Abbas pulang kampung dan mengembangkan sejumlah program untuk membina desa di daerahnya. Rumah joglo yang ada di samping rumah tinggalnya di Purwokerto menjadi tempat berkumpul para aktivis di sana.
“Kiai Abbas juga menorehkan sejarah dalam kegiatan Ngaji Ihya’ yang saya lakukan selama ini. Dia lah yang menuan-rumahi Kopdar Ihya’ yang pertama kali pada 2017 di Purwokerto,” lanjut Gus Ulil.
“Kalau tidak salah sudah menjadi aktivis sejak akhir tahun 1970-an atau awal tahun 1980-an (kalau tidak salah di Bina Desa atau Bina Swadaya). Ketika aktif di NGO banyak sekali merekrut anak-anak muda NU,” ujar Puang Helmi.
Dalam perkembangan berikutnya, lanjut Puang Helmi, anak-anak muda NU itu memberi warna gerakan kultural NU. Bahkan juga banyak memberi kontribusi dalam pengembangan program-program untuk pembedayaan warga NU.
“Terutama akar rumput karena beliau juga pernah menjadi Ketua PBNU.
Dia juga pernah aktif di Lakpesdam, menjadi Ketua Lakpesdam untuk beberapa saat setelah Muktamar Cipasung.
Beliau menjadi Ketua Lakpesdam, sebelum saya. Saya kira kepergian almarhum adalah kehilangan besar bagi kita semua,” pungkas Puang Helmi. [Tio]