Hasil capaian tahun ini tidak malah semakin mempersempit jurang perbedaan, justru sebaliknya yang terjadi.
Nusa Tenggara Timur, misalnya, dengan sedemikian kecilnya peningkatan ketiga dimensi pengukuran IPM, maka semakin lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan.
Baca Juga:
Menaker Ajak Warga Sekitar Hutan Kembangkan Agroforestri untuk Tingkatkan Ekonomi
Dengan capaian rata-rata sekolah sebesar 7,69 tahun dan hanya bertambah 0,06 tahun dibandingkan dengan tahun 2020 lalu, maka diperlukan upaya sedemikian berat mengejar rata-rata nasional 8,54 tahun.
Setidaknya, dengan mengandalkan peningkatan yang terjadi saat ini, diperlukan 14 tahun bagi NTT mengejar ketertinggalan kualitas lama sekolah agar sesuai dengan capaian rata-rata nasional.
Apalagi jika diperbandingkan dengan DKI Jakarta, hanya mampu terkejar setengah abad lagi dengan mengandalkan peningkatan NTT saat ini.
Baca Juga:
Dana Jumbo Rp200 Triliun Dipindahkan dari BI ke Bank, Prabowo Setuju Langkah Purbaya
Jarak yang sedemikian senjang juga terjadi pada dimensi pengukuran IPM lainnya, seperti umur harapan hidup semenjak lahir.
Provinsi Papua menjadi contoh yang paling mengkhawatirkan.
Berdasarkan indeks, saat ini capaian umur harapan hidup di Papua selama 69,93 tahun.