WAHANANEWS.CO - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Nurmala Kartini Sjahrir sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, menandai penugasan strategis tokoh senior dengan rekam jejak panjang di bidang akademik, sosial, dan diplomasi pada Jumat (19/12/2025).
Pelantikan tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, dan berdasarkan dokumen yang diterima redaksi, pengangkatan Kartini Sjahrir tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 133 P Tahun 2025 pada Jumat (19/12/2025).
Baca Juga:
Presiden Prabowo Tinjau Jembatan Bailey Padang Mantuang di Padang Pariaman
Usai pengambilan sumpah jabatan, acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan, kemudian Presiden Prabowo Subianto menyampaikan ucapan selamat kepada para duta besar yang baru dilantik dengan didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Jumat (19/12/2025).
Kartini Sjahrir lahir pada 1 Februari 1950 di Simargala, Kecamatan Janji Maria, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, dan dikenal sebagai figur intelektual yang lama berkecimpung dalam kajian sosial dan kemanusiaan.
Ia merupakan adik kandung Luhut Binsar Pandjaitan yang kini menjabat Ketua Dewan Ekonomi Nasional, sementara nama Sjahrir di belakang namanya berasal dari pernikahannya dengan almarhum Dr Sjahrir, ekonom senior Indonesia, serta ia juga merupakan ibu dari Pandu Patria Sjahrir yang menjabat sebagai Chief Investment Officer Danantara.
Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Puluhan Ribu Unit Hunian Sementara di Tiga Provinsi Terdampak Bencana
Meski memiliki relasi keluarga dengan tokoh penting nasional, Kartini Sjahrir menapaki karier secara relatif independen dengan fondasi kuat di dunia akademik, aktivisme sosial, dan diplomasi jauh sebelum keluarganya berada di lingkar kekuasaan pemerintahan pusat.
Rekam jejaknya sebagai antropolog, aktivis perempuan, dan diplomat karier menjadi pijakan penting dalam penunjukannya sebagai Dubes RI untuk Jepang, termasuk pengalamannya menangani isu kemanusiaan, lingkungan, dan kebijakan publik lintas negara.
Kartini Sjahrir pernah menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Argentina dengan tugas rangkap Paraguay dan Uruguay yang berkedudukan di Buenos Aires pada 2010 hingga 2014 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Di bidang pendidikan, ia meraih gelar Sarjana Antropologi dari Universitas Indonesia pada 1976, kemudian melanjutkan studi hingga memperoleh gelar Master pada 1981 dan Doktor pada 1990 dalam bidang antropologi dari Boston University, Amerika Serikat.
Sebelum terjun penuh ke dunia diplomasi, Kartini berkiprah sebagai akademisi dan peneliti dengan pengalaman mengajar sebagai dosen antropologi di Universitas Indonesia serta aktif sebagai peneliti di lembaga riset nasional dan editor di berbagai penerbit serta jurnal ilmiah.
Aktivisme sosial juga menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupnya, antara lain melalui pendirian Suara Ibu Peduli yang fokus pada isu perempuan dan reformasi, Yayasan Rumah Ibu yang menangani kekerasan dalam rumah tangga, serta perannya sebagai Ketua Yayasan Lingkungan Sejahtera.
Selain berkarier di pemerintahan dan organisasi sosial, Kartini Sjahrir juga terlibat dalam politik praktis sebagai Ketua Umum Partai Perhimpunan Indonesia Baru periode 2007–2011 dan aktif di berbagai forum kebijakan publik.
Di luar struktur negara, ia menjabat Komisaris Independen PT Siloam International Hospitals Tbk sejak 2019 sekaligus Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi, serta pernah menjadi anggota dewan penasihat ASEAN Institute for Peace and Reconciliation.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]