WahanaNews.co | Ketua DPD RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta kader Pemuda Pancasila (PP) lebih giat dan aktif lagi untuk melibatkan diri dalam aksi-aksi sosial yang menurutnya bisa menyelesaikan masalah di masyarakat secara konkret.
Dalam Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur di Surabaya, hari ini, LaNyalla menjelaskan saat ini berbagai sektor di Indonesia terdampak pandemi, baik sektor kesehatan, ekonomi dan pendidikan.
Baca Juga:
Pasca Disita, KPK Kembalikan 11 Mobil Mewah pada Ketum Pemuda Pancasila
"Sektor yang paling berbahaya adalah kerentanan sektor ekonomi. Karena sektor tersebut dapat memicu gejolak di masyarakat. Dan bila itu terjadi, tentu merugikan kita sebagai bangsa. Oleh karena itu semua Kader Pemuda Pancasila harus bersikap lebih dewasa dan waspada. Harus berdiri di garda terdepan meminimalisir potensi-potensi yang merugikan bangsa dan negara," kata LaNyalla dalam keterangan tertulis, Minggu (10/10/2021).
Menurut LaNyalla, sebagai organisasi yang sudah eksis dan banyak berkontribusi, sudah seharusnya semua kader Pemuda Pancasila di seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa Timur mampu melakukan komunikasi yang harmonis dengan seluruh stakeholder pemerintahan di daerah. Baik itu dengan Bupati atau Walikota, maupun pejabat Forkompimda lainnya.
"Dengan komunikasi yang bagus itu kader Pemuda Pancasila bisa membantu pemerintah memberi masukan yang tepat atas situasi di lapangan. Karena dalam pelayanan publik, pemerintah masih banyak kekurangan. Terutama penyaluran beberapa bantuan dan stimulus ekonomi lainnya kepada masyarakat, dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional," tutur LaNyalla.
Baca Juga:
BPPH Pemuda Pancasila Imbau Masyarakat Jaga Moral Bangsa dengan Menghormati Para Pemimpin Negara
"Sisi akurasi data dan ketepatan sasaran harus kita bantu. Sebab di titik itu banyak problem," sambungnya.
LaNyalla juga berpesan agar Kader Pemuda Pancasila lebih bisa menahan diri untuk tidak terlibat dalam potensi gesekan dengan Ormas-Ormas lain.
"Jaga kondusifitas, gesekan dan lain-lain hanya akan memicu potensi konflik sosial, yang akan menjadi bola salju di dalam situasi masyarakat yang tengah terdampak secara ekonomi akibat pandemi," imbuhnya.