WahanaNews.co |
Survei NielsenIQ menunjukkan,
pengeluaran rumah tangga masyarakat Indonesia hingga April 2021 naik 7 persen.
Kenaikan ini didorong tingkat
keyakinan konsumen yang meningkat dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan 50 Timbangan di Pasar Pandu Banjarmasin
"Tingkat keyakinan
konsumen Indonesia meningkat seiring dengan makin menguatnya pengeluaran rumah
tangga yang membaik dibandingkan tahun lalu," kata Senior Manager,
Consumer Intelligence NielsenIQ,
Nansita Basuki, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/6/2021).
Peningkatan konsumsi
masyarakat terpantau mengalami peningkatan di hampir semua segmen.
Terutama pada segmen leisure, yang terdiri dari rekreasi,
fesyen dan hiburan.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Kategori ini meningkat
menjadi 13 persen dari tahun lalu, yang hanya tumbuh 10 persen.
"Ketiga komponen ini
menguat, karena tahun lalu masyarakat menahan diri untuk tidak mengeluarkan
dana, karena ada kebijakan pembatasan sosial," kata Sita, sapaannya.
Lebih lanjut Sita
menjelaskan, peningkatan segmen leisure
sejalan dengan makin masifnya pemerintah melakukan program vaksinasi.
Sehingga menciptakan
kepercayaan masyarakat untuk memulai kembali berbagai aktivitas yang selama ini
tidak dilakukan karena pandemi Covid-19.
"Kenaikan ini
berhubungan dengan program vaksinasi, dengan mobilitas yang membaik dibanding
tahun lalu," kata dia.
Selain itu, kategori Barang
Konsumen yang Bergerak Cepat atau Fast
Moving Consumer Goods (FMCG) tetap dipertahankan rumah tangga.
Sebab, produk kategori FMCG,
seperti makanan-minuman, peralatan mandi, kosmetik, obat-obatan, dan lainnya,
masih dipertahankan masyarakat.
Hanya menurun 1 persen
dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama.
"FMCG ini pengeluaran
yang tetap dipertahankan, karena semua orang butuh makan," kata dia.
Begitu juga dengan
pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan komunikasi.
Konsumsi internet di luar
telepon masih tetap sama, yakni tumbuh 5 persen, karena berbagai aktivitas
seperti sekolah dan bekerja masih dilakukan secara online dari rumah.
"Segmen ini tetap
dipertahankan dalam pengeluaran rumah tangga," kata dia.
Maka, dia menilai, secara
umum, persepsi masyarakat terhadap kondisi perekonomian semakin membaik.
Jauh lebih baik dibandingkan
dengan bulan Mei tahun lalu.
Terlebih, berdasarkan data
pemerintah, sampai kuartal I 2021 perekonomian nasional semakin membaik.
Inflasi tetap terjaga dan GDP
juga mulai menunjukkan perbaikan.
Pergerakan ini dipengaruhi
konsumsi domestik yang semakin membaik dan investasi yang makin stabil.
Sehingga, dari berbagai
indikator tersebut, Indonesia makin optimis untuk masuk ke fase pemulihan.
"Dari indikator tadi,
Indonesia makin optimis," kata dia mengakhiri. [dhn]