WahanaNews.co | Ternyata, wanita buronan polisi yang satu ini tak henti-hentinya membentuk opini demi
menyudutkan militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) terkait tindakan biadab
kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Kali ini, wanita bernama Veronica
Koman itu menggiring opini masyarakat melalui media sosial seolah-olah
pembunuhan sadis yang dilakukan KKB terhadap seorang guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, dipicu
oleh aktivitas TNI.
Baca Juga:
4 Negara Ini Diduga Pasok Senjata ke KKB Papua
Dalam kicauannya, yang dikutip Jumat (16/4/2021), buronan kasus provokasi Asrama
Mahasiswa Papua itu menyeret-nyeret TNI dengan membuat narasi seakan aksi
sosial prajurit dengan mengajar ke sekolah-sekolah di pedalaman Papua menjadi pemicu perbuatan biadab KKB.
Wanita yang selama ini digadang-gadang
pembela HAM itu menyimpulkan bahwa kegiatan sosial prajurit TNI ke sekolah
membuat guru-guru di Papua kini menjadi sasaran tuduhan KKB sebagai tentara yang menyamar.
Sehingga, terjadilah pembantaian brutal terhadap para guru oleh KKB.
Baca Juga:
Anggota KKB Papua Tak Takut Hadapi TNI dan Polri? Ternyata Ini Alasannya
"Guru dan
dokter itu sangat dihormati dan dijaga oleh masyarakat di Papua. Pasca 2019
Papua meledak, militerisme makin meningkat, TNI jadi sering masuk ke
sekolah-sekolah untuk indoktrinasi. Insiden Beoga adalah puncak gunung es, guru
jadi dituduh OPM sebagai tentara yang menyamar," tulis
Veronica Koman.
Diketahui, Kamis (8/4/2021), dua guru
Kampung Julugoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, tewas bersimbah darah
dibunuh secara sadis oleh KKB.
Kedua guru itu yakni Oktavianus Rayo, yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) Inpres Beoga, dan Yonatan
Randen, yang mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beoga.
Dua guru itu dibunuh dengan cara
ditembaki oleh KKB.
Oktavianus Rayo dibunuh lebih dahulu,
disusul Yonatan beberapa jam kemudian, dengan ditembak bagian dadanya.
Tak cuma membunuh kedua guru itu, KKB juga membakar bangunan sekolah.
KKB mengeluarkan alasan yang sama dengan
kicauan Veronica bahwa kedua guru dieksekusi mati karena menjadi mata-mata dari
TNI.
Sementara itu, perlu juga dicatat, Veronica Koman merupakan wanita yang
masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Jawa Timur.
Dia jadi buronan karena tak memenuhi
panggilan pemeriksaan polisi setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus
provokasi AMP di Surabaya, yang memicu kerusuhan di Papua pada 2019.
Namun,
sayangnya, walau telah ditetapkan sebagai tersangka, bahkan telah diajukan red
notice ke Interpol, hingga saat ini polisi tak mampu meringkus Veronica Koman. [qnt]