WahanaNews.co | Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab kecelakaan maut di Jl Transyogi, Bekasi, Jawa Barat. Selain truk gagal melakukan pengereman, kecelakaan disebut dipicu oleh adanya klakson tambahan.
"Berdasarkan hasil investigasi dan analisis, dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kecelakaan tabrakan beruntun ini adalah truk trailer tangki mengalami kegagalan pengereman dan hal ini terjadi karena persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas sehingga tidak cukup kuat untuk melakukan pengereman," ujar Plt Kepala Subkomite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Ahmad Wildan dalam konferensi pers, Selasa (18/10/2022).
Baca Juga:
Bakamla RI Adakan Upacara Hari Pahlawan Tahun 2023
"Penurunan udara tekan dipicu oleh dua hal, pertama adanya kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan dan kedua adalah travel stroke kampas rem," sambungnya.
Dua hal tersebut akhirnya memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang. Selain itu, faktor rem yang tidak pakem mempengaruhi angin pada tabung berkurang lebih cepat.
"Resultante dua hal ini memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas karena rem tidak pakem dan mempercepat berkurangnya angin pada tabung," ucap Wildan.
Baca Juga:
Toko Musik di Rawamangun Hangus Terbakar, Kerugian Capai Rp 5 M!
Soal Gagal Pengereman
KNKT menyimpulkan kecelakaan beruntun yang menewaskan 10 orang karena kegagalan pengereman. Kecelakaan maut itu terjadi di Jl Transyogi, Bekasi, pada Senin (18/7).
"Berdasarkan temuan di lapangan, KNKT menyatakan tidak ditemukan jejak pengereman (skidmark) di permukaan jalan lokasi tabrakan beruntun," ujar Wildan.
Saat itu, truk tangki Pertamina tersebut menabrak empat mobil dan 10 sepeda motor. Sebelum kecelakaan, sopir sempat mendengar suara mendesis seperti kebocoran udara di daerah Rawamangun, Jaktim.
Sopir truk sempat berhenti dan memeriksa, namun tidak menemukan sumber suara desisan tersebut. Sopir melanjutkan perjalanan hingga keluar di Gerbang Tol Cibubur dan melalui Jalan Transyogi.
Wildan mengatakan sopir truk merasa kinerja pengereman mulai menurun dan persneling berada di roda gigi 5. Selanjutnya, sopir berpindah ke lajur 1 dan berusaha menghentikan laju truk dengan cara menginjak pedal rem kaki serta memindahkan roda gigi rendah, namun gagal.
"Ketika mendekati APILL CBD, jalan mulai menurun dan terdapat antrean kendaraan yang berhenti. Pengemudi mencoba menarik hand brake dan rem trailer, namun truk trailer tangki tidak melambat sehingga terjadi tabrakan beruntun," jelasnya.[zbr]