WAHANANEWS.CO, Jakarta – Vatikan dalam pembaruan rutinnya menyampaikan pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus, masih dalam kondisi kritis.
Namun, Paus Fransiskus disebut dalam kondisi sadar tetapi menderita serangan pernapasan sehingga memerlukan oksigen aliran tinggi dan transfusi darah.
Baca Juga:
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus Dirawat Karena Infeksi Polimikroba
"Kondisi Bapa Suci masih kritis, oleh karena itu, seperti yang dijelaskan kemarin, Paus belum sepenuhnya pulih," kata dikutip dari Kompas, Minggu (23/2/2025).
"Pagi ini Paus Fransiskus mengalami krisis pernapasan asma yang berkepanjangan, yang juga memerlukan pemberian oksigen aliran tinggi," katanya.
Paus Fransiskus didiagonsa dengan pneumonia ganda. Hasil tes darah harian menunjukkan trombositpenia.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Kritik Serangan di Gaza, Israel Panggil Dubes Vatikan
"Menunjukkan trombositopenia, yang terkait dengan anemia, yang memerlukan pemberian transfusi darah," tambahnya.
"Bapa Suci tetap waspada dan menghabiskan hari di kursi malas meskipun ia lebih menderita daripada kemarin," sambungnya
Vatikan sebelumnya mengonfirmasi bahwa Paus asal Argentina itu tidak akan menyampaikan doa Angelus mingguan seperti biasanya pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa teksnya akan dipublikasikan, seperti yang dilakukan pada akhir pekan lalu.
Sebelumnya seperti yang diberitakan indonesia.ucanews, umat Katolik di Keuskupan Roma dan seluruh dunia bersatu dalam doa untuk kesehatan pemimpin umat katolik itu.
Dalam sebuah pernyataan di portal berita keuskupan yang diposting pada 19 Februari, Kardinal Baldassare Reina, vikjen Keuskupan Roma, mengatakan umat Katolik memantau “kondisi kesehatan uskup kami, Paus Fransiskus, dengan perhatian dan keyakinan.
“Menyadari betapa berharganya doa dari umat, kami meminta seluruh paroki dan komunitas religius untuk mengadakan adorasi hening selama satu jam sebelum” Misa, kata Kardinal Reina.
“Sebagai satu keluarga besar kami memohon agar Tuhan memberi uskup kami kekuatan untuk menghadapi momen sulit ini.”
Di negara asalnya Paus Fransiskus, Argentina, umat Katolik berbondong-bondong ke Katedral Metropolitan di Buenos Aires, keuskupan yang saat itu dipimpin oleh Uskup Agung Jorge Mario Bergoglio sebelum pemilihannya tahun 2013, dan paroki-paroki lain untuk mendoakan kesehatan Paus.
Dalam surat yang dikirimkan kepada Paus Fransiskus pada 17 Februari, atas nama umat Katolik di keuskupan agung itu, Uskup Agung Jorge García Cuerva berdoa untuk kesembuhannya.
Uskup Agung Cuerva mengatakan sementara Paus melanjutkan pemulihannya di Gemelli, doa untuk kesehatan dan intensi untuk Paus akan dipanjatkan “dalam semua perayaan Ekaristi selama hari-hari ini.”
“Kami menyerahkan Anda kepada Santa Perawan Maria dalam kenangan yang tak terhapuskan pada hari-hari ketika Anda menjadi uskup bagi kawanan yang tinggal di kota ini,” tulisnya.
Umat Katolik di Villa 31 Argentina, sebuah daerah kumuh yang sering dikunjungi Paus Fransiskus untuk merayakan Misa ketika ia memimpin keuskupan agung itu, juga ikut berdoa untuk mantan uskup agung mereka.
Berbicara kepada Associated Press, Claudia Doldan, seorang warga daerah kumuh, mengatakan dia merasa sedih dengan “kesehatan yang buruk.”
“Saya kenal Paus. Pada saat itu, Uskup Agung Bergoglio mencuci kaki [orang-orang] di sini, di lingkungan ini. Seluruh lingkungan bersatu dalam doa; Paus ada dalam doa kami.”
Doa juga datang dari Kanada, seperti yang disampaikan oleh Uskup William McGrattan, ketua konferensi Waligereja Kanada, dalam pernyataannya pada Februari.
Pesannya pada 19 Februari menyatakan bahwa umat beriman di negara itu dan para uskup “berdoa untuk kesembuhan penuh Bapa Suci, Paus Fransiskus, karena ia terus memimpin Gereja dengan keberanian dan semangat kemurahan hati.”
Umat Katolik di Asia, termasuk China, berdoa untuk Paus. Portal berita Katolik xinde.org di daratan China mendesak umat Katolik “berdoa bagi Paus melalui Misa Kudus, Adorasi Ekaristi, Rosario, dan devosi lainnya.”
“Mari kita juga berdoa untuk Paus dengan menjalankan puasa dan penitensi, berdoa agar Tuhan membantu dan memberkati dia agar ia segera sembuh,” tulis situs tersebut.
Sementara gencatan senjata di Gaza terus berlanjut, umat Katolik di wilayah tersebut ikut berdoa untuk kesehatan Paus.
Dalam sebuah video yang diposting oleh DRM News, sebuah portal berita online, seorang warga Palestina yang tidak disebutkan namanya di Gaza mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Paus yang “berkomunikasi dengan kami di tengah perang dan konflik yang dialami warga Gaza.”
“Dan kini, dari tempat tidurnya di rumah sakit, dia terus melakukan upaya untuk memantau anak-anaknya di Gaza, ujarnya.
“Ini memberi kami kepastian dan keyakinan bahwa kami baik-baik saja, kami ada dalam pikirannya. Kami berdoa untuknya dan berharap dia segera pulih sepenuhnya.”
Meskipun kondisinya serius, yang memaksanya untuk membatalkan semua acara dan pertemuan, Paus tidak mau melewatkan telepon hariannya dengan Pastor Gabriel Romanelli, imam Gereja Keluarga Kudus di Gaza.
Dalam sebuah wawancara dengan Vatican News yang diterbitkan pada 17 Februari, Pastor Romanelli mengatakan Paus Fransiskus menelepon “selama dua hari pertama dia dirawat di rumah sakit.”
“Dia bertanya bagaimana keadaan kami, bagaimana situasinya, dan dia mengirimkan berkatnya kepada kami. Orang-orang mengungkapkan kedekatan mereka kepadanya; dia mengucapkan terima kasih dan memberikan berkatnya.”
“Kami dengar suaranya. Benar, dia lebih capek,” lanjut imam itu.
Namun, pada malam 16 Februari, ketika kondisi Paus menjadi lebih serius, umat paroki di Gaza “tidak bisa berkomunikasi dengan Paus.”
Meski demikian, Pastor Romanelli berkata, “dia mengirimi saya pesan singkat yang menyatakan bahwa dia berterima kasih atas kedekatan dan doa serta membalasnya dengan berkatnya.”
“Kami berharap kesembuhannya segera terjadi dan dia dapat kembali ke Basilika St. Petrus untuk melanjutkan misi dan pelayanannya,” tambahnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]