WahanaNews.co | Konflik di Papua yang berkepanjangan telah menimbulkan korban jiwa, baik dari masyarakat SIPIL, anggota TNI-Polri, maupun anggota separatis.
Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta, mengatakan, pemerintah perlu melakukan pendekatan yang berbeda terhadap kelompok-kelompok yang kontra terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga:
4 Negara Ini Diduga Pasok Senjata ke KKB Papua
Menurutnya, pendekatan yang harus dilakukan bukanlah melalui senjata, melainkan ekonomi, budaya, sosial, dan lainnya yang mengedepankan sisi kemanusiaan.
Selain itu, Stanislaus menyebutkan tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tokoh adat, tokoh agama, maupun state actor.
“Tanpa kolaborasi, itu mustahil tercapai,” ujarnya saat dihubungi media, kemarin (24/3/2022).
Baca Juga:
Anggota KKB Papua Tak Takut Hadapi TNI dan Polri? Ternyata Ini Alasannya
Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) ini juga memandang pentingnya peran pemerintah daerah (pemda) untuk menyelesaikan konflik bersenjata di Papua.
Ia menjelaskan, lewat dana otonomi khusus (otsus), pemda harus lebih aktif lagi meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Harus ada kolaborasi, terutama pemda berperan sangat penting,” ucapnya.