Pemerintah Indonesia lewat Kemlu dan Kemenhub saat ini telah berkoordinasi dengan perushaan penyalur sembilan ABK tersebut untuk segera memproses sign off para WNI tersebut. Selain itu, kebutuhan logistik bagi para WNI juga telah dikirimkan ke kapal mereka.
"Untuk menjaga kondisi kru WNI tetap sehat, KBRI Maputo telah mengirimkan bantuan logistik ke atas kapal. Kemlu dan KBRI Maputo terus memonitor dan menjalin komunikasi dengan para kru WNI dan terus mendorong solusi secepatnya untuk proses sign off dan pemenuhan hak-hak mereka," tutur Yudha.
Baca Juga:
2 Abang Adik ABK Kapal Poseido Buang Tumpal Sianturi ke Laut hingga Tewas dan Jasad Tidak Ditemukan Lagi
10 Bulan Terjebak dalam Kapal di Perairan Mozambik
Sembilan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia dikabarkan dalam kondisi terlantar di perairan Mozambik, tepatnya di Beira Anchorage. Para ABK tersebut telah berada di kapal Gas Falcon kurang lebih selama 10 bulan.
"Kami sudah 10 bulan di Beira, Mozambik berlabuh dan kami bekerja selama 8 bulan belum dibayar gaji kami oleh pihak owner atau pemilik kapal dari negara Italia," kata salah satu ABK, Jefrison Nainggolan, saat dihubungi, Sabtu (16/8).
Baca Juga:
Pastikan Wisatawan Aman, Operator Diimbau Jaga Kelayakan Kapal Berlayar ke Kepulauan Seribu
Jefrison mengatakan mulanya para ABK berangkat pada 7 Oktober 2024 dari Jakarta menuju Mozambik. Mereka tiba di Mozambik pada 24 Oktober 2024.
Mereka lalu melakukan bongkar muatan. Namun, dia mengatakan pihak otoritas maritim menaiki kapal dan menahan dokumen serta ijazah para ABK.
"Lalu kami selesai bongkar, kami kembali lagi ke tanker, dan ikut dua orang polisi mengawal, menjaga kami di kapal. Kami mendapatkan informasi bahwa kapal ini sedang ditangkap oleh Pengadilan Mozambik," jelasnya.