WahanaNews.co | Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa memastikan akan menghapus
tes keperawanan dalam proses seleksi calon prajurit Korps Wanita Angkatan Darat
(Kowad).
Baca Juga:
Marsda TNI Deni Hasoloan, Adik Jenderal Maruli Simanjuntak yang Kini Menjabat Pangkoopsud II
Menanggapi hal tersebut, pengamat pertahanan dan intelijen,
Susaningtyas Nefo Handayani, menyebut keputusan itu merupakan langkah maju.
"Menurut saya ini langkah maju. Agar fokus tidak ada
lagi pemeriksaan di luar tujuan," kata Nuning kepada wartawan, Selasa
(10/8/2021) malam.
Nuning menilai tes keperawanan tidak lagi relevan saat ini.
Dia menilai aspek akademik dan psikologi para calon prajurit lebih penting
untuk diuji.
Baca Juga:
KSAD Maruli: Tak Ada 'Perang Bintang' dalam Pilgub Jateng 2024
"Menurut saya sih gitu (tidak relevan). Yang penting
seorang prajurit baik lelaki ataupun perempuan adalah keterampilan serta nilai
akademik dan psikologi," ujarnya.
Nuning menilai tes keperawanan malah menghambat keinginan
seorang wanita untuk menjadi prajurit. Menurutnya, keperawanan bukan ukuran
moral.
"Begini kalau itu menjadi ukuran moral. Lalu kalau
hilangnya keperawanan karena kecelakaan jatuh dari kuda atau tangga
gimana," ujarnya.
"Dulu ada orang jatuh dari kuda, dia kehilangan
keperawanan, dia daftar TNI tidak diterima padahal orangnya cerdas dan punya
banyak keterampilan termasuk bahasa. Kan kasihan," lanjutnya.
Alasan KSAD Hapus Tes
Keperawanan Calon Kowad
Sebelumnya, KSAD Jenderal Andika Perkasa mencoret jenis tes
kesehatan yang tidak relevan bagi calon kowad, salah satunya tes keperawanan.
Dia proses seleksi itu lebih utama ke kesehatan dan tidak berhubungan lagi
dengan tes keperawanan.
"Hymen atau selaput dara tadinya juga merupakan satu
penilaian (dalam seleksi siswa pendidikan pertama Kowad), apakah hymen utuh
atau ruptur sebagian atau ruptur yang sampai habis. Sekarang tidak ada lagi.
Karena tujuan penyempurnaan materi seleksi itu lebih ke kesehatan. Sehingga
yang tidak berhubungan lagi dengan itu, ya tidak perlu lagi," jelas Andika
kepada wartawan, Selasa (10/8).
Andika menerangkan pemeriksaan kesehatan calon Kowad bertujuan
menghindari insiden atau hal-hal yang membahayakan nyawa selama pendidikan.
Jadi hal-hal yang tak berkaitan dengan tujuan itu dinilai tak perlu dilakukan
lagi.
"Tujuan penyempurnaan materi seleksi ini tujuan lebih
ke kesehatan, menghindari satu insiden yang menghilangkan nyawa. Jadi yang
tidak ada hubungan dengan itu, tak perlu lagi," terang Andika.
Andika ingin proses pemeriksaan kesehatan terhadap calon
Kowad diperbaiki agar efektif. "Perbaikan ini agar kita fokus, efektif dan
tepat. Jangan sampai melebar. Agar kita punya arah," ucap dia. [qnt]