WahanaNews.co | Penyebab ikan-ikan mati di Kali Baru, Kramat Jati yang viral di media sosial masih misterius.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyatakan masih melakukan analisis penyebab matinya ikan-ikan tersebut.
Baca Juga:
Aksi Koboi Pengemudi Pajero Pamer Senpi di Jaktim, Kini Diusut Polisi
Misteri ikan-ikan di Kali Baru mati ini sempat viral di media sosial. Dari video itu yang tersebar, terlihat ikan-ikan itu mati dan mengapung terbawa arus.
Kali tersebut juga terlihat tidak jernih. Airnya cokelat dengan arus yang tidak terlalu deras.
Dalam narasi video yang viral itu, disebutkan bahwa ikan-ikan yang mati berjenis ikan sapu-sapu. Ikan-ikan itu diduga mati karena tercemar limbah.
Baca Juga:
Pelaku Penyiram Air Keras ke Pedagang Semangka di Kramat Jati Ditangkap
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sudah menguji sampel air di Kali Baru. Namun sampai saat ini belum diungkap penyebab sesungguhnya ikan-ikan tersebut banyak yang mati.
Subkoordinator Urusan Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan uji laboratorium berjalan sekitar 12 hari.
Penyebab matinya ikan-ikan tersebut akan didasari hasil uji laboratorium sampel air Kali Baru.
"Nanti dari hasil lab tersebut kita bisa tahu sumbernya dari mana. Jadi sampai saat ini kita belum dapat pastikan itu disebabkan oleh jeroan hewan kurban dan lain sebagainya," ujar dia, Selasa (12/7).
Yogi menerangkan ikan-ikan di Kali Baru pernah mati massal tak jauh dari hari raya Idul Adha. Dia mengatakan peristiwa serupa belum pernah terjadi lagi.
"Untuk Idul Adha sebelumnya, ini belum pernah terjadi, kami baru dapat laporan ini kemarin pada Senin, bertepatan sehari setelah Idul Adha. Sebelum-sebelumnya belum pernah terjadi laporan seperti ini yang bersamaan dengan pelaksanaan Idul Kurban," kata dia.
Menurutnya ikan sapu-sapu efektif untuk membersihkan perairan karena ikut mendekomposisi perairan.
Selain itu, ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan dengan kandungan oksigen rendah.
Dia menduga ikan sapu-sapu itu mati karena air di Kali Baru tercemar. Namun dia mengatakan DLH masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab kematian massal ikan tersebut.
"Ketika mati, apakah itu indikasi pencemaran? Ya, itu salah satu indikasi pencemaran karena yang salah satu kita ukur juga BOD atau kandungan oksigen di dalam perairan tersebut," ucapnya.
"Ikan sapu-sapu ini termasuk ikan yang tahan untuk kadar oksigen rendah. Ketika ikan sapu-sapu ini mati, bisa dipastikan kadar oksigennya rendah sekali sehingga memang bisa pastikan terjadi pencemaran. Namun itu perlu kita uji di laboratorium. kita juga melakukan pengujian sampel air tersebut untuk parameter BOD atau kandungan oksigen dalam air tersebut," tambah Yogi.
Yogi menyebut saat ini sedang menganalisis hasil tersebut sebelum mengumumkan hasilnya.
"Besok ya, kita mau analisa dulu," kata Yogi, Rabu (27/7/2022).
Yogi menjelaskan analisis hasil uji sampel itu melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Dia memastikan hasil uji sampel bakal disampaikan dalam waktu dekat.
"Melibatkan ahli dari IPB. Menganalisa hasil labnya," ujarnya. [rin]