WahanaNews.co | Partai Buruh bersama organisasi serikat pekerja membawa enam tuntutan dalam aksi unjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan demo akan berlanjut sampai Desember 2022.
"Ada enam isu yang diangkat pada aksi kali ini, yang bukan aksi yang terakhir, tapi akan berlanjut sampai dengan Desember 2022," kata Said kepada wartawan, di kawasan Patung Kuda, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga:
ILO Hadiri Talk show FSP Kerah Biru: Kampanyekan Kesetaraan Gender
Ada enam tuntutan yang diangkat dalam aksi unjuk rasa buruh kali ini. Pertama, mereka menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Tuntutan kedua, menolak Omnibus Law alias Undang-Undang Cipta Kerja. Selanjutnya, menuntut kenaikan upah minimum provinsi kota sebesar 13 persen.
"Dari mana hitungannya? Inflasi 6,5 persen setelah kenaikan BBM, pertumbuhan ekonomi diperkirakan gerakan litbang partai buruh tumbuh di 4,9 persen. 6,5 persen inflasi ditambah pertumbuhan ekonomi 4,9 persen, berarti sekitar 11,5 persen, dan kami minta alfa menjadi 13 persen," jelas Said.
Tuntutan keempat yaitu menolak pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran akibat ancaman resesi global tahun 2023. Selanjutnya, menuntut reforma agraria, yakni tanah untuk petani.
Baca Juga:
Jawa Barat Alami Inflasi Tinggi di Bulan Desember 2022, Ini Penyebabnya
Sedangkan tuntutan yang terakhir adalah mendesak pengesahan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT).
"Mereka takut untuk membayar PRT PRT atau asisten rumah tangga, mereka takut membayar untuk para PRT-PRT, termasuk para menteri, mereka takut, kenapa tidak disahkan, padahal konferensi ILO nomor 189 Pemerintah Indonesia dan serikat buruh setuju meratifikasi perlindungan domestic workers atau dikenal disini PRT," ungkap Said.
Said mengancam akan ada aksi mogok nasional bila enam tuntutan tersebut tak dihiraukan oleh pemerintah. Mogok nasional ini direncanakan bakal dilakukan Desember 2022.