Hal itu juga jelaskan oleh Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, Ari Dwipayana dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Herliani Tanoesoedibjo.
"PR kita masih banyak. Bagi saya desa wisata bukan hanya status administratif. Tapi harus menjadi jiwa di mana muncul kreatifitas dan inovasi. Roh desa wisata itu adalah inovasi dan kreatifitas dimana kita mampu mengelolanya dan mengemasnya, mengembangkan story telling-nya dan terbuka untuk belajar. Juga sirkulasi ekonomi, jangan sampai pengembangan pariwisata hanya untuk segmen tertentu," ujar Ari Dwipayana.
Baca Juga:
Pj Bupati Dairi Terima Penghargaan Pengembangan TTG dari Kemendes PDTT RI
Sementara Wamenparekraf juga mengimbau agar desa mencari keunikan yang bisa menjadi daya tarik.
"Seperti kata pak Mendes dan Bli Ari untuk jangan latah karena memang kita harus cari keunikan desa masing masing dan harus kita kembangkan bersama. Yang paling penting pada akhirnya desa wisata itu menjadi desa wisata mandiri khususnya secara ekonomi yang bisa menjadi nilai tambah dan membiayai semua yang dibutuhkan," ujar Angela Herliani Tanoesoedibjo.
Peluncuran program ini juga dihadiri Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan, Sugito dan Kepala Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Samuel Sine.
Baca Juga:
Program Beasiswa Kuliah Anak Transmigran dari Kemendes PDTT
Selain itu hadir pula Pembina Yayasan Puri Kauhan Ubud, Anak Agung Bagus Ari Brahmanta; Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, I Wayan Suardana; Integrated Terminal Manager Manggis PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, I Gede Agus Sentanu Putra; Kepala Dinas PMD Provinsi Bali dan Kabupaten Gianyar, para Camat, dan perbekel Desa Singapadu Tengah, Lodtunduh, Batuan, Buahan, Keliki, Bukian, Sayan, Singakerta, Kertas, dan Taro.
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.