WahanaNews.co |
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan, dalam upaya
mencapai target pengurangan emisi karbon sebesar 29% dengan usaha sendiri pada
2030, diperlukan peralihan pembangkit listrik.
Apalagi, jika dengan bantuan
global, maka target pengurangan emisi karbon yang ingin dicapai adalah sebesar
40%.
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Operasikan SPKLU Khusus Angkot Berbasis Listrik di Kota Bogor
Sri Mulyani menambahkan,
kebutuhan energi di Indonesia bakal terus meningkat.
Dengan target pengurangan
emisi karbon di tengah bayang-bayang peningkatan konsumsi energi, maka
peralihan pembangkit dari fosil menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) dinilai
menjadi solusi yang perlu dilakukan.
Karena itu, upaya transisi
ini dinilai tidak mudah bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Baca Juga:
PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor
"Transisi ini tidak
mudah bagi PLN, terutama sebagai perusahaan monopoli di bidang
kelistrikan," kata Sri Mulyani, dalam diskusi virtual, Jumat (10/6/2021)
lalu.
Sri Mulyani melanjutkan,
tugas mendorong transisi energi kian berat di tengah tantangan mencapai bauran
EBT 23% pada 2025 mendatang, ditambah dampak pandemi Covid-19 yang terjadi.
Pandemi covid-19 telah
berdampak pada penurunan konsumsi listrik sejumlah sektor, sehingga menyebabkan
timbulnya excess capacity.