WahanaNews.co | Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto menyampaikan jika agresi militer Rusia terhadap Ukraina dibiarkan berlarut, maka akan berpengaruh langsung terhadap kenaikan harga energi.
"Pengaruhnya langsung terhadap kenaikan harga energi," ucap Airlangga saat hadir sebagai bintang tamu dalam "Obrolan Malam Fristian" di BTV, Rabu (23/11/2022).
Baca Juga:
Indonesia Siapkan Langkah Stabilisasi Pasar Hingga Percepatan Kerja Sama LN Lainnya
Dia mengatakan pemerintah terpaksa menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Agustus 2022 sehingga mengerek inflasi.
"Inflasi Agustus 5,9% karena BBM, lalu turun lagi ke 5,7% di Oktober," kata Airlangga.
Menurut dia, kesiapan pemerintah menghadapi gejolak ekonomi global dan kenaikan BBM juga terlihat dengan raihan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 yang mencapai 5,7%.
Baca Juga:
Prabowo Dorong Warga Negara untuk Memiliki Rekening dan Perkuat Literasi Keuangan
Dia menjelaskan, pengaruh lain ekonomi global yaitu kenaikan harga pangan karena terjadi distruksi suplai dan kerugian finansial.
"Beberapa negara memang rugi finansial bukan hanya karena perang, tetapi karena pandemi Covid-19. Lalu diperburuk negara-negara penghasil minyak OPEC. Jadi negara makin sulit," ungkap Airlangga.
Meski demikian, dia meyakini bahwa Indonesia punya daya tahan mengantisipasi dampak agresi Rusia ke Ukraina termasuk soal harga energi.
"Pangan kita produksinya relatif baik 31 juta beras setiap tahun, untuk pupuk pun aman, kalau bahan baku yang diproduksi di Belarus yaitu potas kita bisa dapatkan dari Kanada," tutur Airlangga.
Namun yang menjadi masalah hanya energi. "Energi gak bisa pas on ke masyarakat," sambungnya. "(Tetapi) sebetulnya terkompensasi juga dengan pertumbuhan ekonomi kita mampu bertahan," tutup Airlangga. [ast]