Data terbaru mencatat, masih terdapat 2.333 desa yang belum terhubung internet, 2.017 desa tanpa layanan 4G, serta 316 desa non-pemukiman yang sama sekali belum memiliki akses jaringan.
“Hari ini perjuangan belum selesai. Mari kita teruskan perjuangan yang telah dilakukan Angkatan Muda Pos, Telegraf, dan Telepon (AMPTT) di tahun 1945,” ajak dia.
Baca Juga:
Menkomdigi Sambut Baik Kongres Persatuan PWI : Momentum Akhiri Dualisme
Lebih jauh, Meutya menekankan bahwa menara telekomunikasi, kabel serat optik, hingga sinyal yang menjangkau pelosok desa bukan hanya sekadar infrastruktur.
Menurutnya, semua itu merupakan jembatan bagi rakyat agar lebih mudah belajar, berdagang, bekerja, dan bersuara, serta menjadi pondasi nyata dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen.
Selain sebagai motor penggerak ekonomi, infrastruktur telekomunikasi juga disebut sebagai bagian penting dari pertahanan nasional sekaligus sarana untuk menjamin anak-anak muda di desa memiliki kesempatan yang sama dengan mereka yang tinggal di kota.
Baca Juga:
Meutya Hafid Dorong Disabilitas Jadi Motor Inovasi dalam Transformasi Digital Nasional
Dengan mengutip tema Hari Bhakti Postel ke-80: Kolaborasi Percepat Digitalisasi, Menkomdigi mengajak seluruh pihak untuk turut mendukung percepatan transformasi digital di tanah air.
“Hari Bhakti Postel akan selalu menjadi pengingat bahwa masa depan kita bentuk dengan tangan kita sendiri. Pos akan tetap menjadi jantung logistik bagi rakyat, telekomunikasi terus menjadi urat nadi digital bagi bangsa, dan bersama, keduanya, menjadi fondasi kedaulatan Indonesia yang kokoh,” pungkasnya.
Acara ini turut dihadiri Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria, Plt. Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Haris, perwakilan lembaga penyiaran, operator telekomunikasi, perusahaan teknologi, asosiasi industri, media massa, serta Korps Veteran Karyawan Postel/Legiun Veteran Republik Indonesia.