WahanaNews.co, Jakarta - Program makan siang gratis menjadi andalan kampanye calon presiden (capres) Prabowo Subianto, yang kini memimpin hasil perhitungan suara cepat (quick count) pemilu presiden (pilpres) 2024. Namun ternyata, beberapa negara di dunia telah melakukan hal serupa.
Salah satunya dengan menyediakan makanan sekolah untuk semua anak, dari multi jenjang pendidikan.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Pusat Nilai Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Gizi Siswa
Negara mana saja?
Berikut dikutip dari Sustainweb, Jumat (16/2/2024).
India
Baca Juga:
Di bawah Badan Gizi Nasional, Makan Bergizi Gratis Tersedia, Kemendikdasmen Jadi Mitra
Sejak tahun 1995, program makan siang di India telah menyediakan makan siang untuk 125 juta anak berusia 6-14 tahun. Dengan biaya sebesar US$2,8 miliar (Rp43.8 triliun) dari pemerintah, program ini memastikan bahwa setiap anak dapat mengakses makanan hangat tanpa perlu bertanya.
Ini adalah program makanan sekolah terbesar untuk semua skema di dunia, dan bertujuan untuk mengurangi kelaparan anak, meningkatkan partisipasi sekolah dan kehadiran di sekolah, dan banyak lagi.
Program ini disebut telah meningkatkan kesehatan gizi, hasil pendidikan dan bahkan terbukti mempunyai dampak antargenerasi, di mana lebih sedikit anak-anak pendek yang lahir dari perempuan yang mendapat manfaat dari program makanan sekolah, yang merupakan tanda umum kekurangan gizi.
Brazil
Brazil telah menyediakan makanan sekolah gratis bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah sejak tahun 1940-an. Namun pada tahun 2009 mereka memperluas program tersebut untuk memenuhi kebutuhan semua anak, yang totalnya ada sekitar 40 juta anak.
Program ini dilakukan sebagai respons terhadap semakin banyaknya bukti bahwa makanan sekolah gratis membantu mengatasi obesitas. Termasuk meningkatkan pendidikan gizi.
Kini skema tersebut menggunakan jaringan nasional yang terdiri dari 8.000 ahli gizi untuk merancang makanan sekolah dan mensyaratkan minimal 30% makanan yang disajikan dalam makanan ini berasal dari peternakan keluarga lokal di kota sekolah. Pemerintah kota El Salvador telah melangkah lebih jauh dan menyajikan makanan nabati kepada 170.000 siswanya.
Estonia
Semua anak sekolah dasar dan menengah di negara ini telah menerima makanan sekolah gratis sejak tahun 2002, memastikan setiap anak di sekolah negeri menerima satu makanan hangat sehari. Estonia juga menjalankan program buah, sayur, dan susu gratis di sekolah.
Finlandia
Program ini telah diumumkan pada tahun 1943. Sehingga 80 tahun kemudian dan lebih dari 900.000 siswa masih menikmati makanan sekolah gratis setiap hari di Finlandia baik di sekolah dasar maupun menengah.
Ketika pertama kali diluncurkan, makanan disumbangkan oleh petani setempat dan anak-anak harus membawa sendiri makanan yang mereka tanam atau hasilkan dari rumah untuk digunakan dalam bubur dan sup. Menu telah berkembang sejak saat itu, dengan beberapa menu favorit termasuk bakso dan kentang tumbuk serta pancake bayam.
Swedia
Swedia bergabung dengan negara tetangganya di Skandinavia dalam menyajikan 260 juta makanan hangat per tahun untuk siswa berusia 7-16 tahun. Sebagian besar anak berusia 16-19 tahun.
Penelitian terhadap skema di Swedia menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi makanan ini tidak hanya meningkatkan pencapaian pendidikan mereka. Namun juga menjadi lebih sehat seiring pertumbuhan mereka.
Anak-anak, dari keluarga dengan pendapatan terendah yang menerima makanan sekolah gratis selama sembilan tahun, meningkatkan pendapatan seumur hidup mereka sebesar 6%. Sehingga menghasilkan rasio manfaat terhadap biaya sebesar 7:1.
Amerika Serikat (AS)
Selama pandemi Covid-19, sekolah-sekolah di seluruh AS menyediakan makanan sekolah gratis kepada semua siswanya, demi memastikan setiap anak dapat mengakses makanan yang mereka butuhkan. Kini dukungan nasional telah berakhir tetapi beberapa negara bagian terus menyediakan makanan di seluruh negara bagian untuk semua siswa.
Ini dilakukan di New York City, Vermont, Nevada, California, Maine dan Colorado. Sementara negara bagian lainnya telah meningkatkan penawaran mereka sehingga lebih banyak anak yang dapat memperoleh manfaat.
Negara-negara di Afrika
Negara-negara Afrika juga secara aktif berupaya untuk melakukan hal serupa. Seperti Benin dan Kenya yang sama-sama berkomitmen terhadap visi jangka panjang penyediaan makanan sekolah universal.
Sementara Rwanda telah meningkatkan cakupan penyediaan makanan sekolah dari 660.000 menjadi 3,8 juta di sekolah dasar dan menengah. Pendanaan untuk perluasan makanan sekolah sebagian besar diambil dari anggaran dalam negeri.
Inggris
Baik Skotlandia dan Wales memimpin upaya ini di Inggris. Skotlandia menyediakan makanan sekolah gratis untuk semua siswa usia dasar di p1-p5 dan ini akan diperluas hingga p6-7 di tahun-tahun mendatang.
Sementara Wales telah berkomitmen untuk memperkenalkan makanan pokok universal selama tiga tahun ke depan. London juga bergabung dengan kelompok elit ini dengan Walikota London yang mengumumkan pendanaan untuk semua makanan utama di seluruh London untuk tahun ajaran 2023/2024.
Sementara di Inggris, siswa berusia 3-7 tahun menerima makanan sekolah gratis secara universal. Namun dipindahkan ke sistem yang sudah teruji kemampuannya mulai tahun ke-3.
[Redaktur: Sandy]