"Kami berharap PLN makin efektif dan cepat mengambil keputusan dalam semua lini," tuturnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pembentukan Subholding tersebut merupakan transformasi dengan
merestrukturisasi organisasi di seluruh lingkungan PLN Group, sehingga aset yang tadinya tersebar dan tersekat dapat diintegrasikan dan difokuskan, sehingga lebih berbasis pada fungsional. Salah satunya di bidang pembangkitkan.
Baca Juga:
Kementerian PANRB Setujui 26.319 Usulan Kebutuhan ASN Kementerian PUPR
"Jika dulu pengelolaan pembangkit PLN ada di unit-unit regional dan divisi. Dengan konsolidasi organisasi ini, PLN sekarang memiliki dua subholding Genco terbesar se-Asia Tenggara, yaitu PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power," ujarnya.
Hal ini akan membuat proses bisnis pengelolaan pembangkit jadi lebih sederhana.
Rantai pengambilan keputusan yang tadinya panjang dan kompleks menjadi ringkas, sehingga bisa lebih responsif mengubah tantangan menjadi peluang. Utilisasi aset pembangkitan yang tadinya kurang maksimal jadi bisa dioptimalkan.
Baca Juga:
Selandia Baru Berkomitmen 25 Juta Dolar AS untuk Transisi Energi Hijau
"Sebagaimana arahan Pak Menteri BUMN, dengan program Holding Subholding ini bisnis proses akan lebih efektif dan efisien. Utilisasi aset lebih optimal. Technical skill jauh lebih fit dan relevan dalam menjawab tantangan zaman," pungkasnya.
Tak hanya itu, untuk mempercepat transisi energi di Tanah Air, dibentuk juga dua entitas bisnis baru di bidang energi baru terbarukan (EBT) dan panas bumi yang berada di bawah subholding pembangkitan.
Hal ini pengejawantahan komitmen PLN terhadap energi masa depan.