WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengajak masyarakat untuk tidak langsung menghakimi proses penulisan ulang sejarah nasional.
Ia menegaskan pentingnya melihat proses dan perkembangan yang tengah berlangsung sebelum memberi penilaian.
Baca Juga:
Fadli Zon Sebut Indonesia Tidak Dijajah Belanda 350 Tahun, Sejarah Bakal Ditulis Ulang
Pernyataan itu disampaikan Fadli usai menghadiri rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara 1, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (2/7/2025).
"Lihat dulu bahwa penulisan ulang sejarah ini sedang dibuat para sejarawan dan ahli profesional," ujar Fadli.
Ia menanggapi sejumlah penolakan yang muncul dari publik terhadap revisi buku sejarah.
Baca Juga:
Fadli Zon Soroti Potensi Ekonomi Budaya di WAVES Summit 2025
Menurutnya, sikap tersebut tidak tepat dan bertentangan dengan pesan Presiden Soekarno yang mengingatkan agar bangsa ini tidak melupakan sejarah.
Lebih lanjut, Fadli menyebut masih banyak celah dan kekosongan dalam narasi sejarah Indonesia yang tercantum di buku-buku resmi.
Hal itulah yang mendorong Kementerian Kebudayaan untuk melakukan pembaruan melalui Buku Sejarah Indonesia edisi terbaru yang dijadwalkan rampung pada Agustus 2025.
Fadli memastikan bahwa pembaruan ini tidak akan memuat narasi kontroversial.
"Jadi, sejarah Indonesia yang ditulis ini tidak ada yang aneh-aneh," tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa para sejarawan diberikan kebebasan untuk merumuskan ulang sejarah Indonesia, yang hasilnya akan dikaji kembali pada Juli 2025, sebelum diterbitkan secara resmi dalam waktu dekat.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]