WahanaNews.co | Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersinergi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), untuk memitigasi dampak perubahan iklim terhadap stabilitas dan ketersediaan pangan nasional.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menuturkan, pihaknya telah menyiapkan program sinergi ini untuk meminimalisir dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan nasional.
Baca Juga:
TNI Gelar Gerakan Nasional Ketahanan Pangan di 385 Titik Wilayah Indonesia
Di antaranya penyediaan data prakiraan cuaca, curah hujan, risiko bencana, dan data dukung lainnya yang diintegrasikan ke dalam website NFA.
Data berbasis web ini diharapkan dapat memudahkan akses para stakeholder pangan untuk mengetahui kondisi cuaca, curah hujan, dan risiko bencana yang berpengaruh pada aktivitas budidaya, produksi, dan distribusi pangan.
Selain itu, Arief juga tengah menyiapkan pembuatan Early Warning System Ketahanan Pangan yang berbasis data prakiraan iklim BMKG.
Baca Juga:
Panglima TNI Cek Langsung ke Lapangan, Pastikan Kelancaran Gerakan Nasional Ketahanan Pangan
“Dimana data prakiraan Iklim BMKG dapat mengukur curah hujan di seluruh wilayah Indonesia sehingga akan sangat membantu kita mengarahkan aktivitas budidaya dan melakukan mobilisasi stok pangan untuk mencegah kerawanan pangan di suatu daerah,” tuturnya saat Rakornas BMKG 2022, di Jakarta, belum lama ini.
Arief menambahkan, NFA dan BMKG telah bersepakat untuk melakukan integrasi data peta pangan dengan peta klimatologi dan cuaca yang dimiliki BMKG. Integrasi data pangan dan cuaca diklaim memperkuat ekosistem pangan nasional.
"Dengan dukungan data iklim dan cuaca di seluruh wilayah secara real time aktivitas pertanian dapat berjalan lebih efektif serta meminimalisir kerugian usaha yang dijalankan para petani, peternak, dan nelayan,” ujarnya.