WahanaNews.co | Tahun
2020 lalu, PT PLN (Persero) membukukan kenaikan laba perusahaan bersih sebesar
38,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan efisiensi yang
dilakukan perusahaan listrik ini, dari sisi teknis dan operasional serta
melakukan inovasi melalui Program Transformasi PLN yang dijalankan sejak April
2020 lalu.
Baca Juga:
PLN dan Pemkot Operasikan SPKLU Khusus Angkot Berbasis Listrik di Kota Bogor
Pada tahun 2020, PLN berhasil membukukan laba bersih sebesar
Rp 5,9 Triliun, di mana posisi ini naik Rp 1,6 Triliun dibandingkan perolehan
laba bersih tahun 2019 yang sebesar Rp 4,3 Triliun. Laporan keuangan ini
sendiri telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis
& Rekan (PwC Indonesia) dengan Opini Tanpa Modifikasian dan dirilis pada
tanggal 24 Mei 2021.
Bahkan, laba bersih PLN tahun 2020 sebenarnya dapat
bertambah sebesar Rp 13,6 triliun, apabila tidak mempertimbangkan pencatatan
unrealised loss selisih kurs sebesar Rp 7,7 Triliun, serta tambahan pengakuan
pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp 5,9 Triliun, jika
pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.
Tentunya hal ini menjadi kabar gembira, karena program
transformasi yang berjalan sejak tahun 2020 itu, telah memperkuat daya tahan
PLN di situasi pandemi, bahkan dapat membukukan peningkatan laba bersihnya.
Baca Juga:
PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor
Selain itu, di saat sebagian besar bisnis tengah menghadapi
pandemi COVID-19 yang menyebabkan perekonomian nasional menurun, PLN berhasil
membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 345,4 Triliun. Dari jumlah itu,
pendapatan penjualan tenaga listrik mencapai Rp 274,9 Triliun, termasuk di
dalamnya subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp 13,8 Triliun yang membantu 33
juta pelanggan. Selain itu terdapat pendapatan subsidi sebesar Rp 48,0 Triliun
yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp 17,9 Triliun untuk 42 juta
pelanggan.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari Transformasi PLN, yang
berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan,
serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke
demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan
eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP)
Listrik," ujar Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini.
Dikatakan Zulkifli, PLN beradaptasi dengan tantangan untuk
menambah revenue perusahaan, sekaligus mendukung perkembangan dunia industri,
yaitu melalui akuisisi captive power di industri, elektrifikasi sektor
agrikultur dan perikanan, serta migrasi ke kompor listrik atau electrifying
lifestyle.