Bahkan BPI Danantara diketahui bakal turut dilibatkan dalam pelaksanaan program 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto. Hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan BPI Danantara Pandu Sjahrir, yang juga turut hadir bersama Menteri BUMN, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), dan Bank Indonesia (BI) dalam pembahasan insentif pembiayaan rumah.
"Dari sisi kami mungkin hanya dua. Satu, semacam book building [penawaran] untuk interest, dan juga penambahan likuiditas untuk program 3 juta rumah ini," kata Pandu dalam konferensi pers, Rabu (12/2/2025) kemarin.
Baca Juga:
Presiden El-Sisi Antar Langsung Keberangkatan Presiden Prabowo Menuju Doha
Pandu mengatakan, langkah itu dilakukan dengan menampung berbagai masukan dari pelaku pasar, yang diharapkan dapat mendorong investasi ke sektor perumahan.
Hanya saja, Prabowo belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai struktur atau strategi investasi Danantara. Namun, pemerintah tengah menyiapkan kerangka peraturan diharapkan segera terbit untuk memperjelas operasinya.
Adapun BPI Danantara belum lama ini resmi dibentuk setelah Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disahkan menjadi undang-undang dalam Rapat Paripurna DPR pada Selasa (4/2/2025) lalu.
Baca Juga:
Kunjungan Mendadak Penuh Keakraban, Presiden Prabowo dan Presiden El-Sisi Sambangi Akmil Mesir
"Pendirian BPI Danantara yang akan melakukan pengelolaan BUMN, baik secara operasional maupun maupun didalamnya mengoptimalkan pengelolaan dividen dalam rangka membantu pemerintah," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam sidang tersebut.
Sementara itu, paripurna juga mengesahkan beberapa Daftar Inventarisasi Masalah (DIM). Dalam rancangan DIM terdapat rencana pendanaan awal Danantara sebesar Rp1.000 triliun. Angka 1.000 triliun berdasarkan modal konsolidasi BUMN tahun buku 2023 yang sebesar Rp1.135 triliun.
Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan RUU BUMN dirancang memiliki hubungan dengan pendirian BP Danantara.