WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo bertemu dengan delegasi pengusaha Korea Selatan yang dipimpin Menteri Pertanian Korsel Chung Hwang-Keun untuk membahas masalah perdagangan dan investasi kedua negara.
"Kami berdua dengan Pak Dubes (Gandi Sulistiyanto) mendampingi Bapak Presiden Jokowi menerima kunjungan delegasi dari Korea berjumlah 16 orang. Dalam pembicaraan kedua negara bersepakat untuk meningkatkan dan melanjutkan hubungan diplomatik yang sebentar lagi mencapai 50 tahun," kata Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalila di kantor Presiden Jakarta, Senin (15/5/23).
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Anggota delegasi terdiri dari Ketua Komite Unifikasi dan Luar Negeri Parlemen Korsel, tiga orang anggota Parlemen Korsel, Wakil Menteri Perdagangan Investasi dan Ekonomi, dan pimpinan dari 9 konglomerasi Korsel antara lain LG Energy Solution, Hyundai, CJ Group dan LS Group.
"Kedua negara juga berpandangan neraca perdagangan tetap harus ditingkatkan, tadi Bapak Presiden juga meminta akses ekspor komoditas-komoditas terutama komoditas pangan bisa dibuka, jeruk dan komoditas unggulan lain," ungkap Bahlil.
Menurut Bahlil, delegasi Korsel meminta agar hubungan diplomatik Indonesia dan Korsel tidak hanya berada konteks politik tapi juga ekonomi.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
"Wakil menteri ekonomi mengatakan tahun depan Indonesia akan menjadi negara Asia Tenggara pertama yang akan memproduksi ekosistem mobil listrik yang baterainya langsung dari Indonesia yaitu pada tahun depan," tambah Bahlil.
Sedangkan Presiden Jokowi juga meminta agar para pengusaha Korsel dapat berpartisipasi aktif untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kami laporkan ke Presiden terkait seluruh investasi dari Korea ke Indonesia diurus dengan baik termasuk Lotte (di Cilegon) sudah 60 persen progressnya yang sempat mangkrak 6 tahun dan sekarang progres sudah 60 persen," ungkap Bahlil.
Proyek investasi di bidang "petrochemical" PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten. Proyek itu sempat mangkrak selama 5 tahun dan baru pada 7 Januari 2022, proyek tersebut resmi dikerjakan melalui penandatanganan kesepakatan secara virtual antara Vice Chairman & CEO Lotte Group Chemical Business Sector Kim Gyo Hyun dari Seoul, Korea Selatan dan Menteri Bahlil.
"Khusus investasi LG tadi juga sudah melaporkan bahwa semuanya akan berjalan di tahun ini untuk persoalan katoda dan 'baterry cell', Insya Allah tahun ini selesai dan tambangnya juga akan mengikuti dan bisa percepatan infrastruktur berjalan pararel," tambah Bahlil.
Selanjutnya delegasi Korsel meminta penjelasan dari Presiden Jokowi mengenai paket perlindungan iklim dan paket sosial atau Inflation Reduction Rate (IRA) senilai 430 miliar dolar AS yang diloloskan Kongres Amerika Serikat pada Agustus 2022.
Paket tersebut ditujukan untuk membantu mengatasi inflasi dan mengurangi harga energi serta mengatasi perubahan iklim.
Paket tersebut menawarkan diskon pajak besar-besaran bagi perusahaan AS yang mau berinvestasi di bidang energi bersih termasuk memberikan subsidi pada kendaraan listrik buatan dalam negeri, baterai dan proyek energi terbarukan lainnya.
Dari pemerintah Korea juga minta perjanjian khusus ke Presiden terkait perjanjian kita dengan Amerika, IRA karena menyangkut 'supply chain' dan pihak kami sudah sampaikan kondisi global tarik-menarik kepentingan dimana Amerika dan Eropa mulai berpikir bahwa ada satu negara yang investasinya terlalu banyak di satu tempat akan dikenakan pajak 'dumping' dan tadi kita sudah mulai cari solusi terbaik.
"Tapi Indonesia dalam posisi tidak bisa didikte negara manapun, kita ada di posisi negara yang terbuka, bisa berkawan kepada semuanya," jelas Bahlil.
Bahlil menyebut anggota parlemen Korsel bahkan bertanya mengenai rahasia Presiden Jokowi sehingga mendapatkan kepuasan publik hingga 82 persen berdasarkan hasil survei.
Jawaban presiden simple sekali yaitu Indonesia punya lebih dari 500 kabupaten/kota dan pulau 17.000 lebih, Presiden dalam seminggu meluangkan waktunya 3 kali ke lapangan untuk mendengar langsung apa masalah dan membuat kebijakan.
"Saya melihat ada model baru yang mungkin bisa juga dicontoh teman-teman di Korea," ungkap Bahlil.
Sedangkan Dubes Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto mengatakan ia telah melaporkan secara mendetail semua investasi Korea di Indonesia.
"Alhamdulillah bisa diselesaikan, 1-2 masalah teknis sedang diselesaikan dalam pembicaraan tapi lewat menteri Bahlil tidak ada hal yang mustahil, semua persoalan teknis ada jalan keluarnya," kata Gandi.
Gandi menyebut delegasi tersebut bukan delegasi pengusaha Korsel pertama yang ia bawa ke Indonesia sejak menjabat 15 bulan yang lalu.
"Saya sudah membawa 57 pengusaha Korsel 2 bulan lalu langsung terjun ke IKN langsung, kemudian juga untuk pembangunan infrastruktur baik di Jakarta misalnya MRT tahap ke-4 dan LRT yang dibuat oleh investor Korea," ungkap Gandi.
Selanjutnya ia mengaku juga pernah membawa 12 pengusaha besar bidang perbankan asal Korsel untuk membiayai perusahaan konstruksi yang akan membangun di IKN.
"Kali ini yang datang adalah untuk pertanian, 'smart farming' dan juga 'chaebol-chaebol' yang 'hi-tech' semua merasa puas dan hebatnya didampingi 'national assembly' atau DPR Korsel, termasuk sebelumnya calon presiden di korea yang akhirnya bergabung dengan Presiden Korsel sekarang," tambah Gandi
Pimpinan sektor swasta dari Korea Selatan yang turut hadir dalam audiensi kepada Presiden RI adalah Sohn Kyung Shik (Ketua Federasi Pengusaha Korea/Ketua Grup CJ), Koo Ja-Eun (Ketua Grup LS).
Lalu Choo Hyeongwook (CEO SK E&S), Hyun Shingyoon (CEO LG CNS), Park Seung Hee (Presiden Samsung Electronics), Robert Seung (CEO Tse Group).
Selanjutnya Lee Youngtack (Presiden Hyundai Motor ASEAN HQ), Lee Bang Soo (Presiden LG Energy Solution) dan Sun Kyung Hoon (Sun Hospital).[eta/antara]